Jakarta (Antaranews Bali) - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy, mengaku prihatin dengan maraknya upaya dan gerakan yang bertujuan memisahkan antara agama dan nasionalisme, padahal para ulama yang ikut mengantarkan bangsa ini menuju kemerdekaan selalu menyuarakan nasionalime.
"Gerakan Islam di era tahun 1900-an menginisiasi pemersatuan agama dan nasionalisme. Dan itu terwujud dalam Pancasila," kata Romahurmuziy atau Rommy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia menilai upaya mempersatukan agama dan nasionalisme itu dilakukan oleh organisasi dan gerakan Islam, misalnya yang dilakukan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Partai Sarekat Islam (PSI) yang telah mempeloporinya.
Namun akhir-akhir ini menurut Rommy, ada pihak yang kuat mewacanakan memisahkan antara agama dan nasionalime, khususnya menggunakan sarana media sosial.
"Ada kelompok gerakan islam transnasional yang berupaya mengaburkan batas nasionalisme. Mereka mensetengahkan islamkan orang yang terlalu nasionalis dan kurang islamis," katanya.
Karena itu dia meminta semua pihak untuk betul-betul mewaspadai persoalan itu karena bukan tidak mungkin, upaya kotor dari sebagian kecil masyarakat tersebut akan membuat bangsa ini masuk dalam pertikaian yang berkepanjangan.
Dia mengingatkan sudah banyak contohnya di negara Timur Tengah, ketika pengaburan nasionalisme ini diinsiasi kelompok kecil saja seperti di Syiria dan negara lain, ternyata menimbulkan pertikaian yang besar dan tidak bisa terkendali.
Rommy menjelaskan cara untuk mengaburkan Islam dan nasionalime itu diantaranya dengan mempertanyakan dalil tentang nasionalisme karena ada ceramah ustadz yang mengatakan nasionalisme bukan dari ajaran Islam. (WDY)
Ketum PPP prihatinkan gerakan pisahkan agama-nasionalisme
Kamis, 5 Juli 2018 7:25 WIB