Amlapura (Antara Bali) - Penyakit cendawan busuk leher (nod blast) terhadap tanaman padi di Subak Balepunduk, Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem mencapai 23 haktare.
Kepala Bidang Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karangasem, I Ketut Polih SP di Amlapura, Kamis mengatakan, pihaknya sudah mengecek ke lapangan terkait adanya wabah penyakit cendawan busuk leher pada padi.
"Kami bersama petugas penyuluh lapangan sudah melihat langsung tanaman yang diserang penyakit itu. Berdasarkan penelitian bahwa penyakit itu adalah cendawan busuk leher," kata Polih yang didampingi Kasi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Distan Karangasem I Gusti Ngurah Rai.
Dikatakan, luas serangan penyakit tanaman padi itu yang terjadi setelah dilakukan pengecekan hanya 23 hektare dengan kategori intensitas serangan ringan sejumlah tiga hektare, sedang lima hektare, berat 13 hektare dan intensitas kategori fuso dua hektare dari luas subak keseluruhan yang mencapai 43 hektare.
"Jadi ada pemberitaan yang menyebutkan serangan penyakit cendawan 100 hektare tidaklah benar, karena luas subaknya sendiri hanya 43 hektare," ujarnya.
Dikatakan, adapun penyebab terjadinya serangan cendawan itu akibat kondisi cuaca ekstrim saat persarian dan pengisian bulir, cuaca mendung dan panas dengan kelembaban sangat tinggi dan pada malam hari udara menjadi sangat dingin.
Hal tersebut, kata dia, memicu perkembangan organisme pengganggu tumbuhan berupa penyakit cendawan busuk leher. Serangan seperti itu memang bisa terjadi, hanya serangan dalam intensitas luas baru pertama kali terjadi di Kabupaten Karangasem.
Guna menanggulangi masalah tersebut petani dianjurkan untuk melakukan pemberian pupuk berimbang seperti pupuk urea, ponska dan petroganik yang selama ini sudah dilaksanakan.
"Kami sarankan pada petani yang tanamannya mengalami serangan ringan sampai sedang dianjurkan melakukan pengendalian dengan mengaplikasikan fungisida score," katanya.
Ia berharap kepada petani dalam penanaman padi selanjutnya agar melakukan pergiliran tanaman dengan palawija.
Guna membantu kerugian petani, kata dia, Pemkab Karangasem melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan bantuan berupa 450 kg benih jagung hibrida untuk ditanam oleh para petani di subak setempat.
Sementara Perbekel Tegallinggah I Wayan Gelgel didampingi Kelian Subak I Wayan Oka meminta pemerintah melalui instansi terkait dapat membantu petani yang mengalami musibah gagal panen itu.
"Kami harapkan kepada pemerintah untuk memikirkan nasib petani yang gagal panen tersebut," ucapnya.
Di sisi lain, kata dia, petani diminta supaya melakukan mekanisme penanaman sesuai anjuran instansi tersebut agar serangan serupa tidak terjadi lagi yang mengakibatkan kerugian secara material di pihak petani.
"Kami harapkan para petani untuk mengikuti aturan tersebut, sehingga ke depannya tidak lagi gagal panen," katanya.(*)