Denpasar (Antaranews Bali) - Panitia Pengawas Pemilu Kota Denpasar hingga saat ini belum menerima laporan ataupun menemukan kecurangan dan intimidasi terkait dengan proses pemungutan suara Pilkada Bali 2018.
"Sampai sekarang belum ada laporan kecurangan, intimidasi, `money politic` maupun serangan fajar. Semoga situasi di Denpasar bisa aman dan terkendali," kata Ketua Panwaslu Kota Denpasar I Wayan Sudarsana di Denpasar, Rabu.
Karena itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Ibu Kota Provinsi Bali itu untuk tetap menjaga situasi agar aman, damai dan kondusif hingga semua tahapan Pilkada Bali selesai.
Terutama untuk proses penghitungan suara, Sudarsana mengharapkan agar petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) tidak grasa-grusu supaya hasilnya valid.
"Jangan sampai merasa terkejar-kejar waktu, jadi petugas cepat-cepatan menghitung dan merekap, tetapi hasilnya malah tidak valid," ujar Sudarsana.
Untuk tahap pemungutan dan penghitungan suara, pihaknya telah menerjunkan segenap jajaran hingga tingkat pengawas TPS untuk melakukan pemantauan dan pengawasan.
Sementara itu, jumlah pemilih di Kota Denpasar yang terdaftar di daftar pemilih tetap adalah sebanyak 404.339 orang, dari total 2.982.201 DPT se-Bali. Sementara jumlah TPS di Denpasar sebanyak 816 dari total 6.296 TPS di seluruh Bali.
Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). Pasangan itu diusulkan oleh empat parpol peraih kursi di DPRD Bali, yakni PDIP, Hanura, PAN, dan serta PKPI. Pasangan tersebut juga didukung PKB dan PPP.
Sedangkan pasangan nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diusung oleh empat partai peraih kursi di DPRD Bali, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat dan Nasdem. Mereka juga didukung oleh PKS, PBB dan Perindo. (WDY)