Singaraja (Antara Bali) - Seratusan warga Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja, menggelar aksi unjuk rasa memprotes arogansi manajemen Hardy's Square di Jalan Ngurah Rai, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Massa pengunjuk rasa memblokir Jalan Yudistira Utara yang melewati bagian belakang Hardy's Square yang sebagian badan jalannya dipakai oleh Hardy's Square sebagai tempat bongkar muat barang-barangnya.
Massa yang kebanyakan terdiri atas kaum pria itu langsung menutup badan jalan dengan menggelar aksi duduk-duduk sambil bermain berbagai alat musik dan bernyanyi, selain menutup jalan dengan kursi, kayu dan sepeda motor.
Beberapa mobil boks milik Hardy's Square yang sedang diparkir dan ada yang sedang menurunkan barang-barang di tempat itu sempat diusir massa yang jengkel terhadap perilaku manajemen Hardy's Square yang dinilai tidak bersahabat pada masyarakat sekitarnya.
Kelian Adat Banjar Jawa Nyoman Priti Yadnya mengatakan, aksi unjuk rasa itu merupakan akumulasi kekecewaan dan kemarahan warga Banjar Jawa terhadap sikap arogan dan angkuh manajemen Hardy's Square.
"Ada masalah sedikit dengan karyawan terutama anak-anak dari Banjar Jawa, manajemen langsung main lapor ke polisi. Tidak pernah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kami tokoh di Banjar Jawa. Main lapor saja," beber Priti yang juga Ketua DPAC Partai Demokrat Kecamatan Buleleng itu.
Dipaparkan bahwa kasus terakhir yang membuat warga Banjar Jawa tersinggung berat terkait Wayan Pasek Antara, yang bekerja sebagai satpam.
Pasek mengundurkan diri dari Hardy's Square karena terjadi banyak ulah yang sangat amat merugikan dirinya bersama teman-teman yang bertugas di bagian keamanan (security).
Gara-gara memecahkan kaca jendela akibat manajemen tidak membayar uang Jamsosteknya, Pasek malah dilaporkan ke Polsek Kota Singaraja pada tanggal 7 Juli 2011.
Para tokoh Banjar Jawa, kata Priti, sudah berupaya sedemikian rupa agar kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan para tokoh Banjar Jawa menawar "win-win solution" yakni para tokoh bersedia menggantirugi kaca yang telah dipecahkan Pasek, sedangkan pihak manajemen diminta mencabut laporan kepolisian serta segera mencairkan uang Jamsostek milik Pasek.
"Tapi manajemen tetap tidak mau dan alasannya harus konsultasi dengan kantor pusat di Denpasar. Akhirnya warga jengkel terhadap sikap itu, dan secara spontan mereka menggelar aksi ini," tandasnya.
Wakapolsek Kota Singaraja AKP I Gusti Putu Arnata dan Danramil 1609-01/Buleleng Kapten Inf Sabar Santoso kemudian tampil sebagai mediator hingga pihak manajemen menyerah. Manajemen Hardy's Square diawakili HBO Luh Wiwik Harmoni menemui massa.
Ia menyatakan bahwa kantor pusat Hardy's Group di Denpasar sudah menyetujui permintaan warga untuk menyelesaikan perselisihan Hardy's dengan Pasek secara kekeluargaan. "Dan kami akan mencabut laporan kepolisian," janji Wiwik.
Mendengar itikad baik itu, massa pun langsung mendesak Wiwik untuk membuat surat pernyataan. Wiwik pun lagi-lagi tidak berkutik dan mengikuti permintaan massa.
Surat pernyataan itu berisikan bahwa pihak manajemen Hardy's tidak akan memperpanjang kasus dengan Pasek dan segera akan dicabut laporan di kepolisian.
Surat pernyataan itu ditandatangani Wiwik mewakili Hardy's dan Kelian Adat Banjar Jawa Nyoman Priti Yadnya, dengan saksi Wakapolsek Kota Singaraja Gusti Putu Arnata dan Danramil Buleleng Kapten Sabar Santoso.(*)