"Kalau tampil ngebor di TV gak berani saya," katanya, saat dikonfirmasi usai tampil di acara Konser Kilau Raya di Surabaya, yang berlangsung hingga menjelang Senin dini hari.
Dia
pernah diberi peringatan oleh seorang tokoh dangdut karena goyang
ngebornya itu. Berita-berita tentang ini hingga permintaan maaf dia dan
lain sebagainya sempat mengisi pemberitaan nasional saat itu.
Biduan bernama asli Ainur Rokhimah itu genap berusia 39 tahun pada 21 Januari 2018. "Mohon doanya agar saya tetap eksis di panggung hiburan dangdut," ujarnya. Dia bersyukur sampai sekarang masih sering diundang tampil di berbagai stasiun televisi.
Namun penampilan istri Adam Suseno ini di layar kaca sama sekali tak pernah mempertontonkan goyangan ngebornya. Padahal goyang ngebor itulah yang mendongkrak karir perempuan asal Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, itu pada awal 2000-an silam.
Inul mengisahkan, di awal-awal memenuhi undangan di televisi, selalu berupaya tampil maksimal dengan ciri khas goyang ngebornya. Hanya saja, menurut dia, saat sudah bergoyang ngebor, kameramen selalu mengalihkan sudut pandang ke arah wajahnya.
"Jadi percuma tampil ngebor di TV sebab kameranya tetap terfokus di wajah saya. Sudah capek-capek bergoyang ngebor tapi yang ditampilkan tetap wajah saya," ucapnya.
Belakangan Inul menyadari, pihak stasiun televisi yang mengundangnya tidak mau ambil risiko karena kalau menampilkan goyang ngebornya bisa berhadapan dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). "Saya juga gak mau berurusan dengan KPI," ujarnya. (WDY)
Biduan bernama asli Ainur Rokhimah itu genap berusia 39 tahun pada 21 Januari 2018. "Mohon doanya agar saya tetap eksis di panggung hiburan dangdut," ujarnya. Dia bersyukur sampai sekarang masih sering diundang tampil di berbagai stasiun televisi.
Namun penampilan istri Adam Suseno ini di layar kaca sama sekali tak pernah mempertontonkan goyangan ngebornya. Padahal goyang ngebor itulah yang mendongkrak karir perempuan asal Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur, itu pada awal 2000-an silam.
Inul mengisahkan, di awal-awal memenuhi undangan di televisi, selalu berupaya tampil maksimal dengan ciri khas goyang ngebornya. Hanya saja, menurut dia, saat sudah bergoyang ngebor, kameramen selalu mengalihkan sudut pandang ke arah wajahnya.
"Jadi percuma tampil ngebor di TV sebab kameranya tetap terfokus di wajah saya. Sudah capek-capek bergoyang ngebor tapi yang ditampilkan tetap wajah saya," ucapnya.
Belakangan Inul menyadari, pihak stasiun televisi yang mengundangnya tidak mau ambil risiko karena kalau menampilkan goyang ngebornya bisa berhadapan dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). "Saya juga gak mau berurusan dengan KPI," ujarnya. (WDY)