"Kami ingin berdiskusi bersama. Buleleng sebenarnya selalu berperan signifikan dalam hajatan politik di Bali. Itu yang di bahas," kata Ketua Panitia Pelaksana, Agus Juliandana saat membacakan laporan panitia.
Buleleng selalu menjadi barometer dalam setiap hajatan pemilihan, mulai dari pemilihan daerah baik kabupaten maupun provinsi. Kemudian dalam kancah legislatif.
Tokoh politik asal Bali pun banyak yang berasal dari Buleleng dan menempati posisi strategis dalam bidang pemerintahan dan bidang lainnya.
"Namun Buleleng kadang sering dilupakan dalam hal pembangunan secara arti sebenarnya," kata Agus sembari mengungkapkan bahwa kegiatan diskusi mengundang berbagai elemen masyarakat mulai dari akademisi, pemuda dan organisasi masyarakat termasuk tokoh politik.
Wartawan senior asal Buleleng, Made Adnyana menyatakan bahwa meskipun menjadi barometer dalam bidang perpolitikan, tetapi kabupaten ujung utara Bali tersebut selalu dilupakan dalam hal pembangunan dan pengembangan destinasi wisata.
Selama ini Buleleng dianalogikan seperti lumbung padi yang dilupakan. Padinya diambil dan lumbungnya tak dirawat dengan baik.
Pihaknya mencontohkan kesenian gong kebyar yang berkembang baik di selatan, namun seakan terlupakan di Bali Utara (Buleleng).
Joged bumbung pun yang merupakan kesenian yang berasal dari Buleleng sangat terkenal. Namun Buleleng tidak mendapatkan apa-apa. "Yang tersisa di Buleleng hanya joged pornonya saja," katanya.
Karena itu, kedepan Adnyana berharap ada perhatian lebih terhadap Buleleng dalam hal pembangunan sehingga pemerataan pembangunan dapat diwujudkan secara menyeluruh.
"Kedepan harus juga dapat perhatian (pembangunan Buleleng). Jangan hanya arahnya ke selatan," katanya.
Hasil Diskusi
Sementara
itu, dalam diskusi yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat Bali
itu menghasilkan lima poin keputusan yakni sebagian besar rakyat Buleleng
mengharapkan bandara baru segera dan cepat di bangun di Bali utara
agar rakyat bisa makmur dan merdeka secara ekonomi.
Selanjutnya perlu segera dilakukan pemerataan pembangunan antara Bali selatan dan Bali utara dalam segala aspek.
"Bila
perlu kalau dipandang urgent Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng membentuk
tim khusus terpadu (task force percepatan pembangunan di bali utara
& bali timur)," kata Ketua LSM Gema Nusantara, Antonius Sanjaya
Kiabeni.
Ia menilai pembangunan bandara akan memberikan multi flier efek ekonomi sejak pada saat mulai konstruksi sampai beroperasi.
Selanjutnya perlu komitmen seluruh lapisan masyarakat mulai dari Pemkab Buleleng, Pemprov Bali maupun pemerintah pusat. (*)