Denpasar (Antara Bali) - Ekspor pakaian jadi bukan rajutan dari Bali mencapai 6,44 juta dolar AS selama bulan September 2017, atau meningkat 1,23 juta dolar AS atau 23,70 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 5,20 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 2,13 juta dolar AS atau 49,56 persen, karena September 2016 hanya mengantongi 4,30 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pakaian dalam berbagai jenis rancang bangun (desain) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 14,59 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,15 juta dolar AS selama bulan September 2017, meningkat 1,08 juta dolar AS atau 2,51 persen dibandingkan dengan Agustus 2017 yang tercatat 43,07 juta dolar AS.
Total nilai ekspor Bali dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya itu meningkat 3,64 juta dolar AS atau 8,99 prsen, karena bulan September 2016 hanya menghasilkan devisa sebesar 40,51 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan, pakaian jadi yang diperdagangkan ke luar negeri itu bukan produksi pabrik, namun dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih bagi konsumen mancanegara.
Pasaran Australia menyerap paling banyak busana hasil sentuhan tangan-tangan terampil prajin Bali yakni sebesar 20,21 persen, menyusul Amerika Serikat 19,10 persen, Brazil 17,89 persen, Singapura 10,54 persen dan Perancis 5,24 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 2,76 persen, China 0,53 persen, Jepang 0,62 persen, Jerman 1,53 persen, Thailand 0,44 persen dan sisanya 21,16 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Aneka jenis pakaian hasil sentuhan tangan-tangan terampilan perajin Bali yang sangat diminati itu berkat rancangan busana mampu memenuhi keinginan konsumen luar negeri, disamping dikombinasikan dengan manik-manik (mote). (WDY)
BPS: Ekspor Pakaian Bali Meningkat 23,70 Persen
Minggu, 26 November 2017 9:47 WIB