Denpasar (Antara Bali) - I Nyoman Erawan (54), seniman andal alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, akan melukis wajah almarhum Mari Nabeshima asal Jepang yang semasa hidupnya sangat peduli dan mencintai seni budaya Bali.
Ketua Yayasan Arti Denpasar I Kadek Suardana yang juga suami almarhum Mari Nabeshima, di Denpasar, Minggu mengatakan, kegiatan untuk mengenag setahun kepergian almarhum itu akan dikemas dalam acara "Memorial Concert" di Inna Bali Hotel Denpasar, Senin (4/7) malam.
Erawan, seniman yang sukses menggelar pameran di tingkat nasional dan internasional di berbagai negara itu akan menggoreskan kuasnya bersamaan dengan penampilan konser "Saga-Ta" yang dibawakan seniman dari Negeri Sakura.
Suardana mengatakan, Erawan secara spontanitas akan menuangkan inspirasinya di atas kanvas untuk melukis wajah almarhum Mari Nabeshima yang meninggal pada 4 Juli 2010 dalam usia 38 tahun (1972-2010).
Dalam mengenang setahun kepergian Mari Nabeshima, secara khusus keluarga besar almarhum di Jepang datang ke Bali, termasuk akan tampil dalam konser.
"Konser sengaja diberi nama 'Saga-Ta" yang artinya Saga, sebuah kawasan tempat kelahiran almarhum Nabeshima di Jepang tahun 1972 dan Ta diambil dari kata Tainsiat, Denpasar, tempat kelahiran saya," tutur Suardana.
Selain keluarga besar di Jepang yang secara khusus datang ke Bali, acara mengenang setahun kepergian Mari Nabeshima juga dihadiri seniman, budayawan dan kerabat dekatnya di Bali yang diperkirakan sekitar 150 orang.
Dalam kesempatan itu juga diluncurkan buku yang khusus dipersembahkan untuk almarhum Mari Nabeshima dengan judul "Cecangkriman Tembang Penjaga Jiwa Raga".
Buku setebal 100 halaman memuat hasil penelitian seni budaya yang pernah dilakukan almarhum selama hidupnya.
Hasil penelitian berbahasa Jepang dengan hurup Kanji tentang tembang "Cecangkriman" diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh rekannya dengan judul "Mari Mempersembahkan Sesaji untuk Bali".
Mari Nabeshima yang melewatkan masa kecilnya di Australia itu mengambil bidang studi musikologi di Tokyo University Arts. Saat menyelesaikan S-2 mendapat kesempatan mendalami seni budaya Bali di ISI Denpasar dan sempat meneruskan S-3 di perguruan tinggi yang sama di Negeri Sakura.
Bersamaan dengan itu ia membentuk rumah tangga dengan Kadek Suardana, seorang pria Bali, yang juga seniman dan produser seni sekaligus pimpinan Arti Foundation.
Almarhum semasa hidupnya mengurus sejumlah produksi pementasan sebagai manager yang giat dan berkarya sekaligus tampil di atas panggung.
Kesempatan itu sekaligus melakukan pencarian dalam penelitian ilmiah dan kegiatan musikal yang kreatif. Semua itu menjadi bagian dari buku "Cecangkriman Tembang Penjaga Jiwa Raga".(*)
Erawan Lukis Wajah Almarhum Mari Nabeshima
Minggu, 3 Juli 2011 11:40 WIB