Denpasar (Antara Bali) - Tradisi seni barong "ngelawang" memberi kejutan kepada pengunjung Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 di Taman Budaya di Denpasar, Minggu.
Kesenian barong ngelawang yaitu pertunjukan yang biasanya dipentaskan mengeliling desa pada hari raya, seperti Galungan dan Kuningan di Bali.
Namun "sekaa" atau grup kesenian barong dari empat duta seni, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Badung dan Kabupaten Karangasem itu, hanya mengelilingi kompleks Taman Budaya.
Masing-masing sekaa barong yang mengelilingi areal Taman Budaya (Art Center) yang dikemas dalam parade barong tersebut mementaskan atraksi yang unik, sehingga pengunjung di arena PKB dibuat kaget, namun mampu menghibur pengunjung kegiatan tahunan itu.
Putu Suarjana penggarap tabuh Sekaa Barong Yonggy Swara, Kota Denpasar mengatakan, garapan kali ini menampilkan Barong Tantri dengan judul "Provokasi Patih Sambada".
"Pementasan barong ini didukung 60 orang seniman, baik penari, pendukung gamelan serta pengiring atau pengikut saat melakukan pertunjukkan ngelawang," katanya.
Ia mengatakan, duta seni Kota Denpasar kali ini sedikit berbeda dari yang lainnya, karena para penari langsung berinteraksi dengan seniman lainnya, tanpa melalui dalang.
"Kita mamang ingin tampil beda sehingga penampilan duta seni Denpasar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung PKB," ujarnya.
Suarjana mengemukakan, dalam pertunjukkan ngelawang ini pihaknya melibatkan grup anak-anak mulai dari penabuh hingga penari.
Terkait dengan cerita Barong Tantri, kata dia, dalam cerita ini dikisahkan kehidupan di hutan, dimana binatang singa sebagai raja hutan dan lembu sebagai penasehat.
Alkisah, ada seorang Patih Sembada yang merupakan seekor anjing yang telah membuat provokasi agar raja hutan dengan penasehatnya berkelahi, sehingga dengan harapan Patih Sembada dapat menikmati daging singa dan lembu tersebut.
Raja hutan dan penasehat itu akhirnya terprovokasi oleh Patih Sembada sehingga terjadilah peperangan yang mengakibatkan keduanya mati.
Dengan kematian tokoh tersebut, membuat Patih Sembada dan anak-anaknya sangat senang kemudian mereka mamakan dagingnya dengan lahap. Saking rakusnya Patih Sembada dan anak-anaknya kekenyangan hingga akhirnya merekapun mati semua.
Dari kisah tersebut, Suarjana menyampaikan pesan moral, bahwa apapun yang dilakukan secara tidak benar atau berlebihan pasti hasilnya kurang baik, bahkan menimbulkan malapetaka.
PKB merupakan ajang apresiasi seni dan budaya berlangsung selama sebulan hingga 9 Juli 2011. Kegiatan yang dipusatkan di Taman Budaya Denpasar itu setiap harinya dipentaskan berbagai kesenian daerah, serta kesenian partisipasi dari sejumlah daerah di Tanah Air.(*)
Barong Ngelawang Kejutkan Pengunjung Pesta Seni
Minggu, 26 Juni 2011 14:24 WIB