Bangli (Antara Bali) - Para petani ikan di kawasan Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali kian menangis pasca meluasnya kematian ikan di wilayah itu.
"Saat ini ratusan petani ikan menangis mengalami kerugian besar akibat meluasnya kematian ikan jenis mujair dan nila di wilayah itu, " kata Jro Saba,salah satu pembudidaya ikan di wilayah itu, Jumat pagi.
Kata dia, kematian ikan itu disebabkan adanya ledakan di dasar danau Batur.
"Kondisi inilah yang mengakibatkan terjadinya kerugian bagi ratusan peternak ikan lainnya," katanya.
Selama ini, jelas dia para peternak untuk membudidayakann ikan rata-rata sumber dananya berasal dari pinjaman di bank.
"Mereka membayar ke bank dengan cara kredit," ujarnya.
Ia mengaku rata-rata para petani itu meminjam mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta per orang.
"Bahkan, ada juga yang pinjam sampai ratusan juta," jelas Jro Saba yang juga mengaku untuk membudidayakan ikannya meminjam uang ke bank.
Dikatakan Saba, peternak yang membudiayakan ikan ada yang satu petak hingga 10 petak bahkan ada juga yang sampai 150 petak.
Dalam satu petak terdiri dari 2.000 bibit hingga 2.500 bibit, namun saat panen bisa mencapai antara 1.000 ekor hingga 1.500 ekor per petak.
Sedangkan harga jual per 1.000 ekor yang telah panen, jelas Jero Saba mencapai minimal Rp4 juta.
"Hasil panen inilah yang biasanya diputar uangnya antara lain untuk membayar kredit bank dan pengadaan lagi bibit," katanya.
Namun kini, jelas dia dengan banyaknya ikan mati baik itu berupa bibit dan yang akan dipanen membuat peternak tidak bisa membayar kredit maupun pengadaan lagi bibit.
Sayangnya hingga saat ini, kata Jero Saba pihak atau dinas terkait belum ada yang turun ke lokasi untuk memberikan semacam solusi atas persoalan pelik yang membelit peternak ikan danau di wilayah Lintang Danu (desa-desa yang ada di sepanjang Danau Batur).
"Seharusnya pihak berwenang turun memberikan klarifikasi," pinta Jro Saba.(*)
Ikan Mati Meluas, Petani Bangli Menangis
Jumat, 24 Juni 2011 11:10 WIB