Denpasar (Antara Bali) - Fakultas Pertanian Universitas Udayana melakukan penelitian dan pengkajian mengenai dampak positif maupun negatif terhadap rencana pemerintah membangun fasilitas bandar udara internasional di Kabupaten Buleleng, Bali.
"Penelitian dan pengkajian itu ditinjau dari berbagai aspek dengan melibatkan sejumlah dosen di lembaga pendidikan tinggi ini," kata guru besar Unud Prof Dr Ir Wayan Windia, MS yang bertindak sebagai ketua tim dalam penelitian tersebut di Kuta, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, penelitian tersebut diharapkan bisa dirampungkan dalam waktu empat hingga enam bulan ke depan, sesuai harapan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.
Hasil penelitian tersebut akan disertai solusi, terutama mengurangi sekecil mungkin dampak negatif dari pembangunan bandara kedua di Pulau Dewata, setelah Bandara Internasional Ngurah Rai.
Pihak Fakultas Pertanian Unud segera akan memulai kegiatan tersebut dengan melibatkan berbagai pihak di wilayah ujung utara Pulau Bali, tutur Prof Windia.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam kesempatan terpisah sebelumnya mengatakan, Kabupaten Buleleng memiliki wilayah paling luas di Bali dan merupakan bekas Ibu Kota Provinsi Bali-Nusa Tenggara (Sunda Kecil) diharapkan bisa memenuhi syarat secara teknis untuk pembangunan sebuah bandara bertaraf internasional.
Dipilihnya Buleleng selain tersedianya lahan yang cukup luas, kehadiran bandara internasional diharapkan mampu menyeimbangkan pembangunan antara Bali utara dengan Bali selatan yang selama ini sangat timpang.
Bandara Ngurah Rai di Bali selatan itu setiap tahunnya menerima kedatangan wisatawan mancanegara langsung dari negaranya mencapai 2,5 juta orang dan penerbangan domestik juga melayani lebih dari empat juta orang setiap tahunnya.
Bandara Ngurah Rai itu setiap harinya terjadi pergerakan pesawat lebih dari 130 kali, untuk kedatangan dan keberangkatan domestik maupun internasional. Padatnya pergerakan pesawat itu perlu diantisipasi sejak dini dengan membangun bandara di Bali utara.
Rencana pembangunan bandara bertaraf internasional yang kedua di Bali itu membutuhkan lahan sekitar 1.000 hektare. Lahan tersebut sesuai persyaratan lokasinya tidak lebih dari 60 kilometer dari pusat kegiatan masyarakat dan secara teknis di Buleleng memenuhi persyaratan.(*)
Unud Teliti Rencana Pembangunan Bandara Buleleng
Kamis, 16 Juni 2011 15:27 WIB