Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 16 komunitas di Pulau Dewata berkolaborasi dengan KPK menggemakan gerakan antikorupsi melalui sejumlah kegiatan dalam memeriahkan Festival Antikorupsi 2017.
"Dengan keterlibatan berbagai komunitas tersebut, harapan kami isu antikorupsi juga menjadi bagian dari gerakan `grassroot` atau akar rumput, dan tidak hanya menjadi isu kalangan penegak hukum atau tingkat elite," kata Koordinator Aliansi Rakyat Anti-Korupsi (ARAK) Bali Komang Arya Ganaris di Denpasar, Rabu.
Adapun 16 komunitas yang digandeng KPK itu adalah Kompilasi Musik Antikorupsi, Kampung Puisi Jati Jagat, Komunitas Teater Bali, Komunitas Pojok, Komunitas Djamur, Platiscology Community, Komunitas Ruang Asah Tukad Abu.
Selain itu, Lingkar Photography Community, Aji Denpasar, Bintang Gana, Luden House, Komunitas Seni Lawan Korupsi, Komunitas Rumah Sanur, Komunitas SAMAS Bali, Manikaya Kauci, dan Komunitas Hutan Film Festival.
"Puncak Festival Antikorupsi akan dilaksanakan 9 Desember 2017. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan komunitas tersebut akan berjalan paralel pada November ini yakni ada kegiatan fotografi, teater, puisi, mural, komik, poster, video art, jingle radio, majalah dinding, karya jurnalistik dan sebagainya," ucapnya.
Arya menambahkan secara garis besar kegiatan yang dilakukan komunitas tersebut ada dalam bentuk lokakarya maupun lomba-lomba yang semuanya mengusung tema antikorupsi dengan tagline "Puputan Antikorupsi".
"Korupsi kami pandang menjadi persoalan yang sangat akut karena hampir setiap hari kita dibrondong pemberitaan korupsi. Oleh karena itu, kami ingin isu korupsi menjadi gerakan akar rumput juga," ujarnya.
Untuk Festival Antikorupsi yang digelar KPK dengan menggandeng sejumlah komunitas ini, merupakan kali pertama yang dilaksanakan di Bali. Festival serupa sempat digelar di Yogyakarta dan Bandung.
Sebelumnya Koordinator Bidang Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Muryono Prakoso mengatakan partisipasi publik merupakan salah satu kunci untuk menangkal korupsi.
"Harapan kami, dengan melibatkan publik dalam kegiatan kampanye antikorupsi ini, nantinya masyarakat dapat turut aktif melakukan kontrol," ucapnya.
Apalagi, ujar Muryono, di Bali itu komunitasnya banyak, beragam, sangat kreatif dan komunitasnya mengakar, sehingga menjadi strategis untuk menyampaikan pesan antikorupsi kepada masyarakat.
"Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tidak semata dengan kegiatan yang besar-besar, karena kalau publik hanya adem-ayem, tentunya tidak merasa punya peran dalam kegiatan penyelamatan negeri dari bahaya korupsi," ujarnya. (WDY)
16 Komunitas di Bali Berkolaborasi Dalam Festival Antikorupsi
Rabu, 8 November 2017 14:55 WIB