Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Kemristekdikti) meminta tenaga kependidikan di lingkungan
perguruan tinggi untuk tidak menjadi dosen.
"Beberapa tahun terakhir, kami memberikan perhatian kepada tenaga
pendidikan yang selama ini kurang dilihat. Kami berikan pelatihan dan
beasiswa ke luar negeri," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan
Dikti Kemristekdikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, Senin.
Menurut Ghufron begitu para tenaga kependidikan tersebut
menyelesaikan pendidikan pascasarjana, malah banyak yang memilih menjadi
dosen, tidak lagi menjadi tenaga kependidikan.
Dia menyatakan, hal itu tidak boleh terjadi, pendidikan yang
diberikan bukan untuk pindah menjadi dosen, melainkan untuk meningkatkan
kapasitas tenaga kependidikan.
"Begitu juga dengan penelitian, tenaga kependidikan malah bikin
penelitian sendiri. Hal ini karena ada persyaratan dari Kementerian PAN
dan RB. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, harus saling sinergi antara
dosen dan tenaga kependidikan," jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Ghufron juga menegaskan bahwa pendidikan
tinggi haruslah bermutu bagus dan mempunyai integritas. Jangan sampai
seperti saat uji kompetensi guru nilainya banyak yang rendah, namun saat
Ujian Nasional (UN), nilai muridnya malah tinggi.
"Kita harus memiliki integritas dan moral yang tinggi."
Ghufron juga mengajak para dosen dan tenaga kependidikan untuk
meningkatkan kemampuannya. Tidak hanya dibidang pendidikan, tetapi juga
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Kami minta agar perguruan tinggi menyelesaikan permasalahan dosen
yang masih memiliki pendidikan sarjana ditingkatkan menjadi magister.
Bagaimanapun caranya. Kemristekdikti sudah melakukan terobosan dengan
beasiswa untuk dosen," harap dia. (WDY)
Kemristekdikti Meminta Tenaga Kependidikan Tidak Jadi Dosen
Selasa, 31 Oktober 2017 7:45 WIB