Chicago (Antara Bali) - Harga emas melonjak menjadi berakhir di atas
level 1.300 dolar AS pada Senin (Selasa pagi WIB), menyusul ketegangan
baru antara Washington dengan Pyongyang dan penurunan di pasar saham.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik 14 dolar AS
atau 1,08 persen menjadi menetap di 1.311,50 dolar AS per ounce.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah "mengumumkan sebuah
perang" terhadap Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korea Utara),
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan pada Senin (25/9).
Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa pesawat pembom Angkatan
Udara AS, Lancer B-1B, dikawal pesawat tempur F-15C Eagle, pada Sabtu
(23/9) terbang di wilayah udara internasional melintasi perairan sebelah
timur Korea Utara.
"Sejak Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap negara kami, kami
akan memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan, termasuk hak untuk
menembak jatuh pembom strategis Amerika Serikat bahkan ketika mereka
tidak berada di dalam wilayah udara negara kami," kata Ri Yong- ho di
New York.
Ketegangan yang meletus di seputar Semenanjung Korea telah mendorong
permintaan terhadap aset-aset "safe haven" seperti emas, kata analis
pasar.
Kontrak emas berjangka mendapat tambahan dukungan, karena Dow Jones
Industrial Average AS turun 70,87 poin atau 0,32 persen menjadi
22.287,72 pada pukul 18.32 GMT. Bila ekuitas mengalami kerugian, logam
mulia biasanya naik.
Sementara itu, dolar AS yang kuat menahan kenaikan emas lebih jauh,
karena logam mulia dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah.
Indeks Dolar AS naik tipis 0,58 persen menjadi 92,86 pada pukul 18.22
GMT. Demikian laporan Xinhua. (WDY)
Harga Emas Berjangka Naik
Selasa, 26 September 2017 8:06 WIB