Perpaduan sawah, lembah, pesisir pantai dan gunung merupakan panorama alam yang mampu menambah daya tarik Bali, disamping keunikan seni budaya yang diwarisi masyarakat secara turun temurun.
Karangasem, salah satu dari sembilan kabupaten/kota di Bali memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata, karena didukung ciri khas dan keunikannya, termasuk Pura Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Pulau Dewata yang ada di daerah itu.
Demikian pula Taman Sukasada Ujung, tempat peristirahatan dan pemandian raja-raja Karangasem yang cukup luas, serasi dengan pemandangan laut --deburan ombak Samudera Indonesia di depannya menjadi objek wisata yang menarik.
Tempat bersejarah yang dibangun tahun 1902 itu, berlokasi lima kilometer arah selatan Amlapura, ibu kota Kabupaten Karangasem itu berhasil diperbaiki secara keseluruhan selama tiga tahun (2001-2004) dan kini menjadi objek wisata andalalan wilayah timur Bali.
Di objek wisata itu pula kini tengah berlangsung kegiatan internasional "Karangasem Travel Mart" melibatkan 40 pembeli di tingkat lokal dan nasional serta 40 pembeli dari lima negara di kawasan Asia, selama lima hari, 14-17 September 2017, tutur Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Pertemuan antara penjual dan pembeli jasa pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan Karangasem sebagai tujuan wisata mulai dari kegiatan olahraga, membangkitkan wawasan wisata, cinta alam, potensi wisata yang memiliki kekayaan dan keindahan alam.
Selain itu memperkenalkan potensi kerajinan rumah tangga seperti kain Tenganan Pengringsingan dan hasil usaha ekonomi kreatif lainnya yang selama ini sudah menembus pasaran luar negeri.
Kegiatan "Karangasem Travel Mart" itu diharapkan mampu menjadi momentum memperkenalkan potensi pariwisata daerah tersebut ke tingkat nasional maupun internasional.
Hal itu dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh, karena Pemkab Karangasem menempatkan sektor pariwisata sebagai penggerak pembangunan ekonomi, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat.
Berbagai Festival
Pemkab Karangasem dalam memacu pengembangan sektor pariwisata itu juga diimbangi dengan melakukan kegiatan festival dan parade yang menyuguhkan atraksi unik dan menarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri.
Kegiatan tersebut antara lain Festival Karangasem, Festival Pesona Tirtagangga, Festival Pesona Tulamben dan Festival Subak, disamping kegiatan ritual di pura-pura besar yang banyak di daerah itu.
Festival Subak Karangasem (FSK) yang digelar di Lapangan Mamed, Desa Sinduwati, Kecamatan Sideman, berlangsung selama tiga hari, 14-16 September 2017 disuguhkan sebelas jenis kegiatan.
Salah satu kegiatan menarik yang mampu menyedot perhatian wisatawan dalam dan luar negeri serta masyarakat setempat adalah "Gebuk ende" kegiatan ritual untuk memohon hujan saat musim kemarau.
Atraksi dan kegiatan ritual itu dilakukan agar hujan turun dan Kabupaten Karangasem tidak mengalami kekeringan, sehingga aktivitas petani menanam padi dan hortikultura di sawah dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam atraksi ritual memohon hujan itu para petani saling pukul menggunakan rotan. Dalam ritual itu dipercaya jika salah seorang peserta mengeluarkan darah akibat terkena pukulan lawannya maka hujan akan turun.
Ritual memohon hujan saat musim kemarau merupakan tradisi turun temurun, sejak ratusan tahun silam, dimana dua orang petani saling berhadap hadapan untuk saling pukul.
Dalam festival yang mendapat perhatian besar wisatawan itu juga dimeriahkan dengan parade belasan petani menyuguhkan hasil pertanian berupa padi, salak dan aneka jenis buah-buahan yang ditata sedemikian rupa sehingga unik dan menarik.
Kegiatan lainnya berupa Carvingpruit, merangkai bunga, petakut (alat untuk menghalau burung di sawah), lomba parade budaya, gebogan (rangkaian janur, buah dan kue) dan lomba subak sawah dan subak abian 9lahan kering).
Berbagai atraksi dan kegiatan itu menurut Bupati I Gusti Ayu Mas Sumantri diharapkan mampu menumbuhkan semangat generasi muda untuk mencintai hasil petanian dan mempertahankan sektor pertanian.
Selain itu mampu menumbuhkan sinergi sektor pertanian dengan pariwisata, mengedukasi petani dan masyarakat dalam menerapkan teknologi pertanian.
Kegiatan Festival Subak Karangasem menurut Kepala Dinas Pertanian setempat I Wayan Supandhi baru pertama kali dilaksanakan dinilai cukup sukses yang diharapkan dapat digelar secara berkesinambungan setiap tahun.
Masyarakat dan petani sangat antusias menyaksikan pameran teknologi pertanian berupa mesin menanam padi dan mesin untuk memanen padi.
Demikian pula pelajar juga berkunjung dan mereka senang melihat tanaman-tanaman komoditas pertanian yang beraneka ragam di areal gelar teknologi pertanian.
Berawal dari rasa senang melihat dan mengenal beraneka jenis tanaman pertanian itulah yang nantinya akan menjadi modal awal bagi generasi muda untuk mencintai sektor pertanian.
Demikian pula diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi kreatif yang berbasis pertanian guna meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya petani yang selama ini dinilai tergolong rendah.
Melalui Festival Subak Karangasem mampu menjadi momentum kebangkitan petani untuk menerapkan teknologi pertanian yang tepat guna, sehingga dapat menghasilkan produksi pertanian berkualitas sekaligus mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi. (WDY)