Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster menyentil bupati yang pelit menganggarkan biaya tim kesenian untuk ikut Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025.
“Jadi nanti bupati-bupati yang pelit-pelit itu nanti akan saya ajak duduk, jadi kalau pelit sama budaya sama dengan di Bali itu memorosotkan aspek-aspek kehidupan yang lain,” kata Gubernur Bali, di Denpasar, Kamis.
Gubernur mengatakan, semestinya pemerintah daerah paling gencar memfasilitasi para seniman, sebab budaya juga bagian dari kehidupan dan ekonomi Bali.
Di Pesta Kesenian Bali sendiri Gubernur Koster melihat masih terdapat ketimpangan antara sembilan kabupaten/kota di Bali terutama dari jumlah partisipan yang dikirimkan untuk pentas dari 21 Juni-19 Juli 2025 nanti.
“Ekonomi kreatif kita itu sumbernya adalah budaya salah satunya, jadi karena itu jangan lah pelit-pelit urusan budaya di Bali, malu kita sama masyarakat yang begitu bergairah,” ujarnya.
Pemprov Bali mendata kabupaten dengan partisipasi paling rendah adalah Kabupaten Jembrana, Buleleng, dan Karangasem, dimana ia menduga partisipan ini terbentur dengan anggaran untuk menghadirkan para seniman ke Denpasar, lokasi utama PKB XLVII.
Selain itu karena Pesta Kesenian Bali tahun ini anggarannya ketok palu tahun 2024 lalu, maka kemungkinan anggaran kecil ini karena daerah-daerah tersebut dipegang penjabat (Pj) bupati.
“Maka ini perlu diatensi, nomor satu ini adalah tanggung jawab Pemprov Bali. Pak Kadis Kebudayaan ke depan untuk Kabupaten Karangasem, Buleleng, Jembrana, bahkan mungkin Klungkung dan Bangli kita dukung lebih besar dengan dana APBD,” ujarnya.
Sementara itu terdapat tiga daerah yang menurutnya PAD-nya sudah mampu menopang kegiatan budaya seperti Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Gianyar.
“Terima kasih kepada kabupaten-kabupaten yang semangat, terutama Kabupaten Badung, karena PAD-nya tinggi, Denpasar tinggi, Gianyar tinggi, kelihatan memang, tapi kalau komitmennya tidak kuat mau uang banyak belum tentu juga dia mau,” kata Koster.
Pemprov Bali melihat pentingnya dukungan bagi pentas seni terbesar di Bali ini, sebab selama sebulan ini akan menjadi wadah pelestarian budaya mulai dari konten seni lawas hingga moderen.
Koster sendiri berjanji pada tahun 2026 nanti Pemprov Bali akan menambahkan anggaran untuk Pesta Kesenian Bali, akan semangat pelestarian ini tidak hanya dilempar ke masyarakat.
“Saya dengar kurang ini anggaran PKB-nya, ini karena saya tidak ikut di dalam penyusunannya, tapi 2026 nanti saya akan naikkan, budaya itu harus betul-betul menjadi komitmen semua,” kata dia.
Baca juga: Gubernur Koster bantah seniman Petruk dilarang tampil di PKB
Baca juga: Gubernur undang Presiden Prabowo hadir buka Pesta Kesenian Bali
Baca juga: Pemprov siapkan tribun penonton buat pawai Pesta Kesenian Bali
Baca juga: Dispar umumkan tujuh festival di Bali lolos KEN 2025 dari Kemenpar