Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua DPP Partai Golongan Karya (Golkar) Agung Laksono tidak mendukung munculnya gerakan radikalisme berbasis agama dan sekularisme yang marak belakangan ini di Tanah Air.
"Partai Golkar tidak ingin negara ini berubah menjadi negara berbasis agama dan sekuler. Golkar berada di tengah-tengah. Tidak benar Golkar mengajarkan kader untuk bertindak radikal dan militan yang menghalalkan segala cara seperti bom, teror dan kekerasan," katanya di Denpasar, Jumat malam.
Pada acara "Training of Trainer" bagi kader Golkar se-Bali, ia mengatakan, teologi maupun sekularisme kader partai berlambang pohon beringin ini harus paham terhadap empat pilar bangsa, yaitu keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan menjunjung tinggi pluralisme.
Ia menegaskan, setiap kader Golkar tidak perlu ragu untuk menjadi benteng terdepan keempat pilar bangsa tersebut.
"Kita tdak usah bingung menyikapi gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Golkar jelas menolak, lantaran bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia ," ujarnya.
Agung Laksono juga meminta agar kader Partai Golkar harus memiliki sikap tegas dan memiliki dedikasi tinggi untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Ia mencontohkan, ketika Partai Golkar dihadapkan pada pilihan untuk koalisi atau oposisi dengan pemerintahan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
"Partai Golkar konsisten kepada hasil munas yang menyatakan tidak berada pada dua sisi persimpangan koalisi atau oposisi," katanya..
Meski memilih koalisi, kata dia, tetapi koalisi bukan koalisi yang membabi buta. Tetapi tetap harus mengoreksi dalam kerangka demokrasi.
Dikatakan, Partai Golkar selalu memerhatikan kesinambungan bangsa ke depan. Bukan hanya untuk kepentingan partai, tetapi juga untuk negara. Maka dari itu, Golkar selalu melakukan kaderisasi matang yang digelar secara berkala.
Sebab, kata Agung Laksono pemimpin tidak tercipta serta merta. Semua harus dirancang. Tidak bisa secara tiba-tiba jadi pemimpin. Semua harus dari bawah atau pengkaderan.
"Maka di situlah peran penting kaderisasi. Kita siapkan pemimpin mulai dari bupati/wali kota, gubernur hingga presiden. Kita optimistis tahun 2014 Golkar menang. Maka, seluruh kader tak boleh lupa untuk meretas jalan untuk menyejahterakan rakyat," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD partai Golkar Bali Ketut Sudikerta mengatakan, pihaknya terus mencetak kader-kader yang solid dan militan terhadap partai. Dengan langkah ini diharapkan akan mampu memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
"Kami terus mencetak kader yang solid terhadap partai. Salah satunya melalui pelatihan bagi kader. Dengan pelatihan ini diharapkan akan bisa melatih hingga ke bawah (dusun dan desa) di seluruh Bali," katanya.
Ia mengakui, seiring berjalannya reformasi terkadang kepemimpinan dilalui tanpa pengkaderan yang matang. Tetapi bagi Golkar semua itu telah dipersiapkan lebih awal.
"Karena itu dengan kesiapan pengkaderan dari bawah, Golkar siap juga menjadi pemimpin di mana saja, termasuk memimpin negara ini," katanya.
Pada kesempatan tersebut Sudikerta juga menyerahkan bantuan sembilan mobil ambulans yang selanjutnya diberikan masing-masing DPD kabupaten/kota di Bali.
Acara penyerahan mobil ambulans kepada DPD kabupaten/kota masing-masing satu unit tersebut diserahkan oleh Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono didampingi pengurus partai lainnya.(*)
Agung: Golkar Tak Ingin Indonesia Berbasis Agama Atau Sekuler
Sabtu, 14 Mei 2011 18:18 WIB