Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa negara
hukum yang dijamin konstitusi tidak ada namanya diktator dan otoriter.
"Tidak akan ada yang namanya diktator dan otoriter. Tidak akan ada,"
kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan usai meresmikan Museum Keris
Nusantara Surakarta, di Jalan Bhayangkara, Surakarta, Rabu.
Hal ini diungkapkan Presiden terkait beberapa komentar yang menyatakan dirinya diktator. Jokowi mengungkapkan bahwa pada awal-awal memimpin dirinya dikatakan "ndeso" dan "klemar-klemer".
"Ada yang menyampaikan, Presiden ndeso, Presiden klemar-klemer,
tidak tegas. Eh begitu kita menegakkan UU balik lagi, loncat menjadi
otoriter, menjadi diktator. Yang benar yang mana?," kata Jokowi.
Presiden mengatakan negara Indonesia adalah negara hukum yang demokratis, lembaga-lembaga mempunyai peran sendiri-sendiri.
"Mana yang mengontrol, mana yang mengawasi, mana yang melaksanakan
program-program yang ada. Eksekutif misalnya dan lembaga-lembaga yang
lain yang ada, lembaga negara yang ada, kan juga ada pers, media, ada
lembaga swadaya masyarakat ada. Ada masyarakat itu sendiri, semuanya
mengawasi," katanya.
Presiden menegaskan bahwa negara ini negara hukum yang demokratis,
yang itu dijamin oleh konstitusi tidak akan ada yang namanya diktator
dan otoriter. (WDY)
Dulu Dibilang "Klemar-Klemer", Sekarang Tegakkan Hukum Dibilang Diktator
Rabu, 9 Agustus 2017 16:12 WIB