Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo berharap pasar perbankan
syariah di Indonesia bisa berkembang semakin pesat setelah Komite
Nasional Keuangan Syariah (KNKS) secara resmi diluncurkan oleh Presiden
di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah meresmikan KNKS kemudian juga
membuka acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Ahli Ekonomi
Islam Indonesia (IAEI).
Ia berharap, dengan diresmikannya KNKS, pasar perbankan syariah di Tanah Air mampu berkembang lebih banyak lagi.
Saat ini, berdasarkan data yang ada, pasar perbankan syariah untuk
2016 baru mencapai 5,3 persen terhadap seluruh aset industri perbankan
nasional.
"Padahal dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di
dunia, sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi yang
terdepan, menjadi pemimpin, dan menjadi pusat keuangan syariah dunia,"
kata Presiden.
Misalnya saja, Arab Saudi yang pasar perbankan syariahnya mencapai
51,1 persen, Malaysia yang mencapai 23,8 persen, dan Uni Emirat Arab
yang mencapai 19,6 persen.
Ia berpendapat, inilah peluang yang harus dapat dimanfaatkan.
"Jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain," katanya.
Meski demikian, Indonesia sebenarnya telah memiliki jumlah institusi keuangan syariah yang merupakan terbanyak di dunia.
Dengan 34 bank syariah, 58 operator takaful (asuransi syariah), 7
modal ventura syariah, lebih dari 5.000 lembaga keuangan mikro syariah,
dan 23 juta pelanggan menjadikan peluang pengembangan perbankan syariah
di Tanah Air terbuka semakin lebar.
"Saya yakin jika industri keuangan syariah betul-betul kita dorong
maka keuangan syariah dapat menjadi salah satu solusi utama dalam
pembiayaan pembangunan di negara kita, baik pembangunan ekonomi umat,
infrastruktur, jalan, jembatan, pelabuhan, pembangkit listrik, maupun
dalam pembiayaan program pengentasan kemiskinan, serta mengurangi
ketimpangan sosial," ujarnya.
Untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan,
Kepala Negara berpandangan bahwa dana-dana sosial keagamaan seperti
zakat dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Apalagi dengan ditambah sekitar 4,3 miliar meter persegi tanah wakaf
yang mayoritasnya belum dimanfaatkan secara produktif, tentu dapat
menjadi pos alternatif dalam pemberdayaan ekonomi umat sehingga dapat
dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan. (WDY)
Presiden Berharap Perbankan Syariah Indonesia Makin Berkembang
Kamis, 27 Juli 2017 18:53 WIB