Makassar (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menggarisbawahi dan
meyakini bahwa kekuatan koperasi saat ini masih relevan dalam
perekonomian Indonesia dan perekonomian global.
Presiden Joko Widodo dalam acara Peringatan Hari Koperasi Nasional
Ke-70, pada Rabu sore di Lapangan Karebosi, Baru, Kecamatan Ujung
Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa
koperasi merupakan salah satu institusi ekonomi rakyat yang penting
dalam menghadapi tantangan masa depan.
"Untuk itu pemerintah menempatkan koperasi sebagai institusi utama
dalam pelaksanaan kebijakan pemerataan ekonomi, dan dalam kebijakan
reforma agraria redistribusi lahan. Kita juga ingin menempatkan koperasi
sebagai salah satu penerima yang dapat memanfaatkan konsesi-konsesi
yang akan kita berikan," kata Presiden.
Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan agar para penggerak
koperasi di Tanah Air untuk terus meningkatkan semangat reformasi
koperasi sebagai kekuatan bersama yang mampu bersaing dan cepat
beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Apalagi di era sekarang ini kata dia, dibutuhkan kecepatan,
kreativitas, dan juga inovasi agar koperasi bisa bersaing dengan para
pelaku ekonomi lainnya.
"Saya ingatkan agar penggerak-penggerak koperasi jangan pernah takut
bersaing dan berkompetisi dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya," ujar
Presiden.
Presiden meyakini bahwa koperasi mampu berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan swasta, korporasi, dan BUMN.
"Karena memang kesempatan ada di depan mata kita, semangat untuk
menjadikan koperasi sebagai kekuatan bersama, kekuatan gotong royong
yang mampu bersaing serta cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman,"
kata Presiden.
Terkait koperasi yang akan menerima konsesi-konsesi, Presiden ingin
agar koperasi-koperasi itu harus memiliki kemampuan manajemen dalam
pengelolaan konsesi-konsesi lahan yang akan diberikan oleh pemerintah.
"Harus bisa memberikan sebuah tawaran-tawaran proposal yang memang
bisa dikalkulasi dan dihitung dengan kalkulasi-kalkulasi ekonomi," tutur
Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden menggarisbawahi masih rendahnya kontribusi koperasi kepada perekonomian nasional.
Meski telah mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding 2,5 tahun
lalu, sumbangan koperasi terhadap perekonomian Indonesia dinilai masih
relatif kecil atau baru sebesar 3,9 persen.
"Di Prancis itu 18 persen, di Belanda kontribusinya 18 persen, di
Selandia Baru kontribusinya 20 persen. Sekali lagi di negara kita baru
3,9 persen," ucap Presiden.
Padahal, lanjut Presiden, setiap tahun pemerintah selalu gencar
menggerakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
"Inilah pekerjaan kita. Pekerjaan besar kita ada di sini, agar
kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional itu meningkat secara
drastis," katanya.
Saat ini banyak koperasi yang berhasil yang dapat dijadikan contoh dalam mengelola usaha, kredit, dan uang.
Bahkan sebuah koperasi jasa bisa memiliki nilai perputaran uang
hingga Rp5 triliun. Koperasi lainnya juga tak kalah berhasil dengan
nilai perputaran mencapai Rp18 triliun.
"Kita copy pada koperasi-koperasi yang lain bagaimana mereka
mencapai omset yang tinggi seperti itu? Mencapai perputaran uang tinggi
seperti itu?" Ungkapnya.
Beragam upaya tersebut dilakukan pemerintah guna meningkatkan peran koperasi dalam rangka membangkitkan ekonomi rakyat.
Presiden pun berharap, pada Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-70,
koperasi dapat terus memberikan manfaat yang nyata bagi kesejahteraan
seluruh rakyat Indonesia.
"Marilah kita bersama-sama memastikan koperasi memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat Indonesia," ucap Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut
adalah Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Menteri Sekretaris
Negara Pratikno, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. (WDY)
Presiden Yakin Koperasi Masih Relevan Hingga Kini
Kamis, 13 Juli 2017 7:52 WIB