Jakarta (Antara Bali) - Satgas Pangan akan memberikan perhatian khusus
dalam pemberantasan mafia beras dibandingkan komoditi lainnya.
"Masalah beras menjadi atensi khusus dibanding sembako lainnya,"
kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pengawasan harga beras penting karena perputaran uang
dalam perdagangan beras di Tanah Air merupakan yang tertinggi jika
dibandingkan dengan penjualan sembako lainnya, yakni mencapai Rp487
triliun per tahun.
Kendati demikian, dari sekian banyaknya uang yang beredar tersebut,
petani tidak menjadi pihak yang paling diuntungkan, tetapi justru
pedagang yang meraup lebih banyak keuntungan. "Pedagang mendapat keuntungan berkali lipat daripada petani," katanya.
Masalah ketidakadilan dalam pembagian porsi keuntungan ini menurut
dia, diperkirakan akibat adanya sejumlah mafia beras yang menimbun atau
menjual stok beras dengan harga yang tinggi. Untuk itu, demi menjaga kestabilan harga beras, Satgas Pangan akan fokus dalam mengawasi jalur distribusi perdagangan beras.
Sementara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan selisih
antara keuntungan yang didapat oleh petani dan pedagang harus
diperkecil. Pasalnya jika dihitung per individu, seorang petani hanya
mendapatkan keuntungan Rp1,2 juta. Untuk itu pihaknya mengupayakan penurunan harga beras di luar petani
agar perbedaan keuntungan yang diraup petani dan pedagang tidak terlalu
jauh. (WDY)
Satgas Pangan akan Fokus Berantas Mafia Beras
Kamis, 6 Juli 2017 7:08 WIB