Semarapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengutus tim reaksi cepat Biro Humas dan Protokol provinsi setempat untuk mengirimkan bantuan kepada Mangku Suta (55), warga Desa Besan, Kabupaten Klungkung, yang mengalami kelumpuhan permanen.
"Dalam kesempatan ini, kami menyerahkan bantuan sementara dari Gubernur Bali berupa sejumlah uang tunai guna meringankan beban hidup Mangku Suta sehari-hari," kata Kepala Bagian Publikasi, Penyaringan dan Pengumpulan Informasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Made Ady Mastika, di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut, di Semarapura, Klungkung, Senin.
Sedangkan untuk bantuan lainnya, ujar Ady, akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. "Melalui kesempatan ini, kami juga mengharapkan dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan," ucapnya.
Mangku Suta saat ditemui tim di lokasi hanya bisa terbaring lemah di lantai teras rumahnya, kedua kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Musibah menimpanya saat melakoni profesi tambahan sebagai tukang panjat.
Ia yang menjadi tulang punggung keluarga, saat ini hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialami. Tak hanya memikirkan sakit yang diderita, di tengah ketidakberdayaannya, Mangku Suta juga harus memikirkan biaya hidup kedua orang tuanya yang telah renta, yakni Ketut Nari (77), dan Ketut Sunder (77), serta anak pertamanya Nengah Sandiani yang menderita epilepsi sejak balita.
Sementara sang istri, Ni Wayan Kumpul (52) tidak bisa berbuat banyak. Selain kurang memiliki keterampilan, wanita paruh baya ini juga buta aksara, sehingga hanya bisa membantu memasak dengan bahan makanan seadanya.
Dia menceritakan pengobatan yang dilakukan hanya pada saat baru jatuh saja, selebihnya hanya pengobatan alternatif. Kendala tidak memiliki keluarga untuk menjaga saat berobat di RS, takut tidak ada yang menghiraukan karena berasal dari pasien RTS, dan ketakutan mendapatkan jadwal tindakan operasi yang lama, membuatnya mengurungkan niat untuk berobat hingga dilakukan operasi.
Padahal, menurut satu lembaga yang pernah mengunjunginya, Mangku Suta masih memiliki peluang untuk sembuh. Hal tersebutlah yang mendasari dirinya mengharapkan uluran tangan dari para donatur maupun pemerintah untuk membantu biaya pengobatan maupun biaya selama berada di rumah sakit.
"Apa yang saya pakai untuk biaya pengobatan, untuk biaya hidup saja saat ini sudah kekurangan. Saya juga takut kalau nanti lama diambil tindakan operasi, sedangkan saya tidak ada keluarga yang bisa menunggui selama di RS, yang menunggu juga perlu biaya makan selama di RS, makanya saya pasrah saja," ujar Suta.
Sementara itu, Kaur Kesra Desa Besan Nyoman Mudianta, yang ikut mendampingi tim ke lokasi membenarkan keluarga Mangku Suta merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam daftar RTS di Desa Besan, dan pada tahun 2012 menjadi salah satu warga penerima bantuan bedah rumah dari Pemprov Bali.
Terkait pengobatan, ia mengemukakan Mangku Suta sudah ditanggung Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga tinggal menunggu kemauannya untuk berobat hingga diambil tindakan operasi maupun tindakan lain yang diperlukan.
Untuk itu, ia mendorong keluarga Mangku Suta agar berembuk membahas pengobatan Mangku Suta yang harus segera dilaksanakan. Untuk fasilitasi selama berada di RS, ia pun mengharapkan bantuan dari Pemprov Bali.(WDY)