Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengusulkan
sebuah gerakan nasional untuk menyelesaikan permasalahan sampah,
terutama di lokasi dan taman nasional yang menjadi destinasi wisata
bahari di Tanah Air.
Dengan 9 juta ton sampah dibuang ke laut setiap tahunnya, Indonesia
menjadi negara penyumbang sampah plastik di laut yang terbesar kedua di
dunia setelah China.
"Ini sudah kategori gawat darurat. Kami usulkan untuk diadakan
gerakan nasional di bawah koordinasi Menko Maritim untuk menangani
masalah ini," ujar Arief dalam peluncuran buku fotografi "The
Magnificent Seven: Indonesias Marine National Parks" oleh KLHK dan UNDP
di Jakarta, Jumat.
Persoalan sampah disebutnya menjadi tantangan serius dalam upaya
Kementerian Pariwisata meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, terutama
wisatawan asing.
"Kami sudah menarik banyak wisatawan dari China ke Taman Nasional
Bunaken tetapi ternyata di sana buruk sekali banyak sampah. Ini membuat
program pengembangan dan pengelolaan wisata kita menjadi tidak
berkelanjutan," tutur dia.
Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan keberagaman
kekayaan laut, Indonesia sejatinya memiliki potensi wisata bahari yang
lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Namun karena berbagai kendala termasuk diantaranya regulasi dan
sampah, devisa yang dihasilkan Indonesia dari wisata bahari hanya 1
miliar dolar AS atau seperdelapan dibandingkan devisa yang dihasilkan
Malaysia melalui wisata baharinya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki
bukan hanya persoalan fisik seperti sampah tetapi juga manajemen dan
sistem di taman-taman nasional. Untuk meningkatan manajemen dan sistem tersebut, KLHK telah menambah
anggaran untuk pengelolaan di tujuh taman nasional laut dari Rp60
miliar menjadi sekitar Rp180 miliar. (WDY)
Menpar Usulkan Gerakan Nasional Bersihkan Sampah Laut
Sabtu, 3 Juni 2017 8:36 WIB