Negara (Antara Bali) - Aset yang dimiliki Pemkab Jembrana dari proyek-proyek mercusuar dan prestisius pada pemerintahan sebelumnya menjadi beban yang tidak ada habisnya bagi APBD, kata Ketua Komisi C DPRD Jembrana Ida Bagus Susrama.
"Aset yang terus menjadi beban APBD antara lain, alat-alat Jimbarwana TV, kapal Jimbarsegara termasuk rumah dinas yang saat ini tidak ditempati. Aset itu sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pemkab apalagi masyarakat, tapi justru menjadi beban APBD karena perlu biaya pemeliharaan," katanya di Negara, Selasa.
Dari beberapa aset yang ia sebutkan, Susrama mengakui, untuk Jimbarwana TV dan kapal Jimbarsegara merupakan aset yang paling sulit dicarikan jalan keluarnya. Bahkan ia tidak menampik jika aset tersebut bisa dikategorikan mangkrak karena memang sangat sulit untuk dikelola.
"Dulu waktu hendak membuat dan membeli aset-aset itu tidak ada perencanaan yang matang, akhirnya jadi seperti ini," ujarnya.
Ia yakin, aset seperti Jimbarwana TV dan kapal itu jika tidak dimanfaatkan lambat laun akan rusak sehingga dana miliaran rupiah untuk investasi aset itu akan sia-sia. Namun dari penelusuran yang ia lakukan, aset Jimbarwana TV sampai saat ini masih utuh.
"Harus segera dilakukan tindakan, seperti melakukan kerja sama dengan pihak ketiga agar aset itu bisa menghasilkan," ujarnya.
Susrama mengatakan, jika direncanakan dan dikelola dengan benar seharusnya seluruh aset itu bisa memberikan masukan terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
"Seperti beberapa rumah dinas yang saat ini kosong. Apakah itu tidak bisa dimanfaatkan agar pemkab dapat masukan PAD?" katanya.
Pemantauan di lokasi, selain Jimbarwana TV, kapal Jimbarsegara dan rumah dinas, aset lain yang mangkrak antara lain pabrik pengolahan air laut menjadi air minum Megumi, pabrik coklat, pabrik prosesing daging dan pabrik pupuk kompos. (*)