Jakarta (Antara Bali) - Universitas Pertahanan (Unhan) bersama Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia-Australia (IKAHAN) menggelar seminar internasional tentang pertahanan di Jakarta, Selasa.
Seminar yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya sejak 2011 itu merupakan salah satu bentuk kerja sama pertahanan Indonesia dan Australia.
Keterangan pers yang di terima di Jakarta, Selasa, menyebutkan seminar internasional itu dihadiri oleh para pejabat Kemhan RI, Lemhannas RI, Kedubes Australia di Jakarta, Mabes TNI dan Mabes ketiga Angkatan, Perwira Siswa Sesko Angkatan, para dosen dan mahasiswa Unhan dari Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP), Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) dan Fakultas Keamanan Nasional (FKN).
Dekan FMP Unhan Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, ST MSc, D E S D, menyampaikan beberapa pemikiran akademis dalam paparan berjudul "Developing Indonesias Military and Non Military Maritime Security Capabilities".
Secara khusus, Amarulla membahas tentang implementasi kepentingan nasional pada Trilateral Maritime Patrols on Sulu Sea oleh ketiga negara Indonesia, Malaysia dan Filipina sebagaimana tanggung jawab negara pantai berdasarkan Hukum Laut Internasional 1982 yang telah diratifikasi ke dalam UU Nomor 17 Tahun 1985.
Selain itu dibahas pula pentingnya kerja sama intelijen dalam skema arsitektur kawasan untuk mengantisipasi dinamika konflik di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan.
Sementara itu, juga hadir sebagai pembicara Dr John Blaxland dari Australian National University, Dr Ian Montratama, SE MEB MSi (Han) dari Institute for Defense and Strategic Research (IDSR) dan Andrew W Mantong, SSos MSc dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Seminar ditutup dengan diskusi panel yang membahas beberapa fenomena maritim, seperti masa depan Selat Malaka jika Terusan Kra di Thailand benar-benar akan dibuka.
Diskusi panel berlangsung intens dengan banyaknya tanggapan dari seluruh peserta seminar. (WDY)