Jakarta (Antara Bali) - Deputi Bidang Restrukturisasi dan
Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius
Kiik Ro menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menjual aset BUMN,
seperti yang diberitakan sejumlah media beberapa beberapa waktu lalu.
Dalam Seminar Kinerja dan Strategi BUMN di Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (UI) di Jakarta, Rabu, ia menegaskan bahwa yang
dimaksud pemerintah adalah sekuritisasi aset, yakni mengonversi
sekelompok aset dan jenis yang sama menjadi surat berharga yang dapat
diperdagangkan.
"Sekuritisasi itu bukan jual aset. Saya koreksi, aksi ini adalah
menerbitkan efek atau surat berharga beragun, jadi asetnya tidak pindah.
Disebutnya EBA atau Efek Beragun Aset. Efeknya itu potensi cashflow yang akan datang. Tapi, agar akuntabel dan transparan
valuasinya kepada investor, maka menggunakan mekanisme pasar modal,"
tuturnya.
Hasil penjualan dari sekuritisasi nantinya akan bisa dimanfaatkan
untuk membangun infrastruktur lain, sehingga pembangunan bisa tetap
berjalan, ujarnya.
Aloysius menuturkan ada dua perusahaan BUMN, yakni PT Jasa Marga
(Persero) dan PT PLN (Persero) rencananya akan melakukan aksi
sekuritisasi aset pada Mei dan Juni 2017.
PLN rencananya akan melakukan sekuritisasi pada aset pembangkit
listrik di Suralaya, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten. Sedangkan, Jasa
Marga rencananya akan menjual aset jalan tol Jagorawi melalui mekanisme
sekuritisasi.
"PLN duluan," ujarnya.
Kendati tidak secara gamblang menyebutkan nilai sekuritisasi aset
kedua perusahaan itu, Aloysius menjelaskan khusus untuk Jasa Marga,
nilainya nanti akan dihitung berdasarkan tenor, perkiraan lalu lintas
hingga kebijakan dalam kurun waktu tertentu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak berbagai
perusahaan BUMN melakukan sekuritisasi aset agar bisa mendapat dana
segar untuk membiayai pembangunan infrastruktur lainnya.
Presiden menyebut pola yang saat ini ada, yakni BUMN menyimpan aset yang dibangunnya dan mendapatkan pendapatan (income) bulanan sudah kuno.
"BUMN kita senangnya memiliki aset. Setiap bulan dapat income dari tol itu. Tapi, itu sudah kuno," ujar Presiden.
Kepala Negara dan Pemerintahan RI meminta BUMN menjual infrastruktur
yang telah selesai dibangunnya, untuk kemudian membangun infrastruktur
lain dari keuntungan penjualan.
Dengan sekuritisasi, Presiden menambahkan, maka kebutuhan biaya
pembangunan infrastruktur yang tidak mampu dipenuhi dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan dapat dipenuhi. (WDY)
Pemerintah Tak Akan Jual Aset BUMN
Rabu, 3 Mei 2017 15:56 WIB