Denpasar (Antara Bali) - Para distributor buah pisang di Bali mulai mendatangkan pisang dari daerah-daerah di Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dalam melaksanakan Hari Raya Galungan, hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), 5 April 2017.
"Persediaan matadagangan pisang untuk Sugihan Jawa (30/3) dan Sugihan Bali (31/3) menjelang Galungan itu dua kali lipat dari hari-hari biasanya," kata seorang distributor pisang Sartono di Denpasar, Jumat.
Ia mendatangkan pisang dari Bondowoso sebanyak satu truk engkel (keci) berisi sekitar 350 tandan pisang dari berbagai jenis pisang dengan harga Rp17 juta.
Sebelumnya, seminggu lalu (25/3) menjelang Hari Suci Nyepi, pihaknya juga mendatangkan pisang satu truk kecil yang kini sudah habis, padahal biasanya secara rutin mendatangkan pisang setiap sepuluh hari sekali.
"Dibandingkan dengan hari-hari biasa, harganya sudah meningkat Rp2 juta per truk," ujar Sartono yang memperkirakan matadagangan pisang itu habis hingga empat hari ke depan atau menjelang Galungan.
Sartono menyalurkan kembali pisang tersebut kepada para pelanggan yang berjualan di sejumlah pasar tradisional di sekitar Kota Denpasar.
Hal itu dilakukan karena hampir semua masyarakat Bali memerlukan pisang untuk kelengkapan ritual Galungan.
Pria asal Banyuwangi itu bersama istrinya mengontrak sebuah kios sekaligus tempat pemondokan di dekat Pasar Tradisional Pemedilan Denpasar yang menjadi lokasi penjualan separuh dari seluruh pisang yang didatangkan dari Jawa Timur tersebut.
Hari-hari biasanya hanya mendatangkan satu truk kecil yang berisi 300 tandan. Dari jumlah tersebut sekitar 150-200 tandan dibagikan kepada langganannya di sejumlah pasar tradisional yang dikelola banjar dan desa, seperti pasar di Perumnas Monang-Maning Denpasar, Pasar Sesetan, dan sekitarnya.
"Sebanyak 300 tandan pisang tersebut biasanya habis dalam waktu sepuluh hari. Tiga hari menjelang habis sudah datang lagi pasokan pisang dari Jawa sehingga persediaan dagangan berkesinambungan," ujarnya.
Namun, Sartono mengaku menjual pisang itu sangat rumit, karena risiko busuk sangat tinggi. "Untuk itu harus pandai-pandai mengatur mana yang matang sekarang untuk segera laku, jika tidak terjual berarti sudah kerugian," ujar Sartono.
Ia merupakan salah satu dari tiga distributor pisang di pasar Pemedilan Denpasar yang juga mendatangkan berbagai jenis pisang dari Jawa Timur.
Selain kebutuhan ritual, pisang juga diperlukan untuk konsumsi bagi masyarakat dan wisatawan dalam dan luar negeri yang berliburan di daerah ini.
Oleh sebab itu, di Bali, khususnya di Kota Denpasar, terdapat banyak distributor pisang yang mendatangkan dagangan dari Jawa, selain dari Sulawesi dan Kalimantan, karena produksi pisang di Bali tidak mencukupi. (WDY)
Bali Datangkan Pisang dari Jatim untuk Galungan
Jumat, 31 Maret 2017 8:45 WIB