Denpasar (Antara Bali) - Komandan Korem 163/Wirasatya Kol. Inf Cantiyasa menegaskan bahwa jiwa dan semangat yang diwariskan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai dapat dibangkitkan kembali kepada generasi muda untuk mampu membela dan mempertahankan keutuhan NKRI.
"Bali mempunyai sumbangan yang positif terhadap pembentukan karakter bangsa, sehingga perjuangan dan inspirasi pahlawan dari Bali itu jiwa dan semangatnya tetap segar dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang," katanya dalam sambutan tertulis dibacakan yang Kasrem Letkol Inf Yana Bachtiar di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan hal itu pada acara Bedah Buku "I Gusti Ngurah Rai Pahlawan Nasional Sisi-Sisi Humanis Dalam Perang Kemerdekaan Indonesia di Bali" karya Wayan Windia, Wayan Sudarta dan I Made Suarsa yang dihadiri pelajar, anggota veteran dan berbagai elemen masyarakat.
Sosok Pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai memberikan arti penting bagi pengabdian anak bangsa, jiwa dan semangatnya perlu terus digelorakan.
Ia memberikan apresiasi terhadap karya buku yang mampu menggambarkan sosok seorang pahlawan yang memiliki teka dan integritas dalam memimpin perang kemerdekaan di Bali.
Hal ini dapat diketahui dari sebuah dokumen autentik yang sekarang dikenal dengan surat Sakti. Surat Sakti adalah sebuah surat jawaban Pak Rai kepada pemimpin pasukan Belanda di Bali, yakni Overste Temeulen.
Sementara itu I Gusti Ngurah Gede Yudana atas nama keluarga besar Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai memberikan apresiasi atas karya buku monumental tersebut, karena peluncuran buku tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Perang Puputan Margarana, 20 November 2016 dan HUT ke-100 ayahnya I Gusti Ngurah Rai.
"Saya yakin bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan di alam fana ini.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan (DHD-BPK) Angkatan 45 Provinsi Bali Prof Dr Wayan Windia mengatakan, buku setebal 156 halaman itu ditulis bertiga yakni Wayan Sudarta, I Made Suarsa dan Wayan Windia.
Perjuangan kemerdekaan termasuk di Bali merupakan bagian dari perjuangan secara nasional yang menjadi sumber inspirasi bagi kelahiran sebuah nilai.
Nilai tersebut kini dikenal dengan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 (JSN-45) menjadi sangat penting bagi generasi baru Indonesia (GBI) di masa depan,
"Buku sejarah perjuangan Bali itu akan menjadi salah satu sumber referensi bagi generasi baru Indonesia.
Hal itu sangat penting ketika mereka harus berhadapan dengan peradaban baru yang lahir sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan globalisasi.
Prof Windia mengatakan, oleh sebab itu buku sejarah yang diterbitkan Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali perlu dibaca oleh semua komponen masyarakat, khususnya guru dan dosen agar memiliki bacaan dalam mentransformasikan JSN 45 kepada anak didik.
Sementara penulis buku tersebut Wayan Sudarta menjelaskan, gagasan penulisan buku perjuangan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai terinspirasi dari pedoman umum pelestarian jiwa, semangat dan nilai-nilai-45.
Pedoman tersebut dirumuskan oleh dewan Harian Nasional Angkatan-45 yang dirintis sejak tahun 1984 dan disyahkan 22 Juli 1988 dalam Musyawarah Besar Nasional VIII/1998 Angkatan 45. (WDY)