Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum (Ketum) Organisasi Masyarakat (Ormas) "Saya Indonesia" Kumar Abhishek mendorong berbagai pihak untuk membangun perpustakaan perjuangan pahlawan nasional di Bali dengan menggunakan teknologi modern.
"Hal itu sebagai upaya memberikan wadah pembelajaran modern kepada generasi muda, khususnya anak-anak di Bali untuk mempelajari sejarah perjuangan yang lebih menarik dan menyenangkan," kata Ketum "Saya Indonesia" Kumar Abhishek di Denpasar, Minggu.
Ia menyampaikan hal itu dalam momentum untuk memperingati 100 tahun lahirnya pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai yang telah mengorbankan jiwa dan raga dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
I Gusti Ngurah Rai lahir 30 Januari 917 atau 100 tahun yang silam dan gugur sebagai Ratna kusuma bangsa di Taman Makam Pahlawan Taman Pujaan Bangsa Marga Rana Kabupaten Tabanan 20 NOvember 1946 atau 70 tahun yang silam.
Secara kebetulan pula pemerintah Indonesia memberikan penghargaan kepada pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai
dalam cetakan uang rupiah NKRI untuk pecahan Rp50.000.
Sebuah romantika telah terjadi di tengah-tengah revolusi terhadap seorang putra terbaik bangsa I Gusti Ngurah Rai bagaikan sebuah alur cerita dalam sebuah roman yang dimulai dari tahapan awal, melalui tahapan akhir setelah melewati tahapan tengah.
Ngurah Rai dalam usia 28 tahun kala itu meninggalkan rumah, Puri Carangsari, saat istrinya Desak Putu Kari dalam kondisi mengandung bayi dan dua orang putra yang masih kecil yakni I Gusti Ngurah Gede Yudana (4) dan I Gusti Nyoman Tantra (1), kemudian bayi yang dikandungnya itu lahirlah I Gusti Ngurah Alit Yudha, yang pernah menjadi anggota DPR RI pada masa orde baru.
Kumar Abhishek mengharapkan perpustakaan modern tersebut mampu memberikan gambaran (replika) perjuangan I Gusti Ngurah Rai melawan penjajah Belanda hingga gugur di medan perang di Margarana, Kabupaten Tabanan.
"Perpustakaan itu dibangun dengan menggunakan aplikasi online, video maupun dalam bentuk `hologram` sehingga mudah dipahami oleh semua orang hingga usia dini," ujar Kumar Abhishek.
Ia menambahkan, pembangunan perpustakaan itu akan menjadi destinasi wisata baru bagi Pulau Bali yang mendukung minat wisatawan untuk datang ke Pulau Dewata.
Hal itu akan memiliki potensi yang besar karena selama ini Bali dikenal hingga mancanegara karena memiliki keindahan alam dan kesenian maupun budaya.
Dengan demikian, pembangunan tersebut akan memiliki beragam fungsi, seperti negara-negara yang telah mengembangkan perpustakaan modern seperti Selandia Baru dan negara-negara di Eropa.
Ia meminta pemerintah daerah Bali maupun semua komponen dapat berperanserta untuk membangun perpustakaan
tersebut yang akan menjadi warisan sejarah perjuangan.
"Hal tersebut sebagai upaya untuk mewariskan semangat perjuangan I Gusti Ngurah Rai dan melanjutkan mengisi cita-cita kemerdekaan Indonesia yang belum tercapai terpenuhnya," ujar Kumar Abhisek. (WDY)
Ketum "Saya Indonesia" Dorong Perpustakaan Perjuangan
Minggu, 29 Januari 2017 8:37 WIB