Denpasar (Antara Bali) - Sebagian besar sekolah di Bali melaksanakan persembahyangan bersama serangkaian perayaan Hari Raya Saraswati, lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), Sabtu.
Persembahyangan bersama tersebut dilaksanakan mulai tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMTA).
Beberapa sekolah di Denpasar memasang tenda di halaman sekolah mengantisipasi terjadinya hujan, karena Denpasar dan sekitarnya belakangan ini selalu diguyur hujan.
Persembahyangan bersama dalam cuaca yang cerah itu berlangsung khidmat dan lancar yang diikuti oleh semua siswa dan guru yang beragama Hindu.
Direktur Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi mengatakan, perayaan Hari Saraswati setiap 210 hari sekali (enam bulan) diharapkan mampu mencerdaskan, menguatkan iman dan meningkatkan bhakti kepada nusa dan bangsa.
Dengan kecerdasan para pelajar dan mahasiswa mampu meningkatkan prestasi belajar untuk meraih kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan kreatif serta inovatif mengasah keterampilan bidang teknologi.
Dari semua mahluk ciptaan di dunia, manusia menjadi mahluk paling utama karena memiliki kemampuan berfikir dan mempunyai banyak akal untuk bertahan hidup.
Patung Dewi Saraswati, wanita cantik seperti umumnya dipajangkan di halaman masing-masing sekolah di Bali merupakan lambang dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi buruan dari setiap umat manusia.
"Wanita cantik" yang penuh arti simpati dan berwibawa, memiliki empat tangan masing-masing memegang keropak (mendalami ilmu pengetahuan), bunga teratai (lambang kesucian), genitri (belajar seumur hidup) serta alat musik (ilmu pengetahuan itu indah dan berirama).
Berkat bekal akal dan fikiran itulah, manusia selalu tergoda ingin tahu tentang berbagai hal di dunia, baik yang skala (nyata) maupun niskala (tidak nyata).
Oleh sebab itu Dewi Saraswati dititahkan oleh Dewa Brahma memberi anugerah kesaktian (ilmu) kepada manusia untuk memenuhi sifat ingin tahunya, sehingga anugerah itu disebut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, ujar Ketut Sumadi. (WDY)