Denpasar (Antara Bali) - Pertumbuhan perekonomian Provinsi Bali pada triwulan III 2016 mencapai 6,17 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang hanya sebesar 5,02 persen (yoy).
"Pencapaian perekonomian Bali tersebut mengalami perlambatan dibanding triwulan II-2016 yang sebesar 6,54 persen (yoy)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu.
Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional, Iman Karana menyebutkan dari sisi permintaan, perlambatan tersebut karena kinerja konsumsi pemerintah, konsumsi Lembaga Non Profit Melayani Rumah Tangga (LNPRT), konsumsi rumah tangga dan investasi.
Sementara dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan perekonomian Bali pada triwulan III-2016 disebabkan oleh perlambatan kinerja beberapa lapangan usaha yakni konstruksi, pertambangan dan penggalian.
Kondisi yang sama juga dialami pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, jasa pendidikan dan administrasi pemerintahan.
Iman Karana menambahkan sesuai perkembangan berbagai indikator dan hasil "liaison" mengindikasikan potensi peningkatan perekonomian Provinsi Bali pada triwulan IV 2016 tetap akan tumbuh yang diperkirakan berada pada kisaran 6,06-6,46 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, prakiraan peningkatan kinerja perekonomian bersumber dari sebagian besar komponen sisi permintaan seiring dengan masuknya periode ramainya pariwisata akhir tahun, Natal dan tahun baru.
Situasi tersebut serta didukung dengan musim dingin Eropa ditambah adanya kebijakan akomodatif Pemerintah untuk mendorong kinerja investasi dan kegiatan usaha di Provinsi Bali, pertumbuhan perekonomian daerah itu diyakini bisa lebih tinggi.
Memasuki triwulan IV 2016, perkiraan peningkatan dari sisi penawaran didorong oleh meningkatnya sebagian besar lapangan usaha utama Provinsi Bali seperti lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum diperkirakan mengalami lonjakan.
Seiring dengan masuknya periode puncak liburan (peak season) pariwisata di akhir tahun (Natal dan tahun baru), maka ada peningkatan lapangan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran turut mengalami peningkatan, ujar Iman Karana. (WDY)