Denpasar (Antara Bali) -Bali mengimpor berbagai jenis mesin dan komponen alat produksi senilai 106,37 juta dolar AS selama sembilan bulan periode Januari-September 2016, meningkat 7,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 99,28 juta dolar AS.

"Nilai impor Bali tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama mencapai 365,15 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, khusus nilai impor pada bulan September 2016 tercatat 9,63 juta dolar AS, merosot 25,29 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 12,90 juta dolar AS. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Agustus 2016), nilai impor tersebut mengalami kenaikan 7,39 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia mengimpor berbagai jenis mesin-mesin dan barang produksi untuk diolah kembali menjadi barang dan aneka jenis cenderamata yang siap diekspor ke pasaran luar negeri yang mampu memberikan nilai ekonomis jauh lebih besar.

"Impor alat produksi itu dinilai lebih menguntungkan dan bermanfaat karena mampu memberikan nilai tambah dibandingkan dengan mendatangkan bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang hanya menghabiskan devisa," ujar Adi Nugroho.

Bali mengimpor produk mesin dan perlengkapan mekanik sebesar 16,51 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 15,95 persen, produk mesin dan peralatan listrik 12,82 persen, produk perangkat optik 11,14 persen serta produk bahan bakar mineral 9,12 persen.

Produk impor tersebut sebagian besar didatangkan dari Tiongkok 28,81 persen, menyusul Amerika Serikat 14,11 persen, Singapura 11,25 persen, Jerman 11,04 persen dan Australia 7,93 persen.

Dengan demikian Tiongkok mendominasi produk impor yang beradar di Bali , Kondisi tersebut sekaligus memposisikan negara Tirai Bambu itu menjadi negara yang berkontribusi terbesar untuk impor barang ke Pulau Dewata.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Agustus 2016), kelima negara utama asal impor barang provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan, kecuali impor dari Australia yang merosot hingga 18,31 persen.

Sementara jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya dari lima negara tersebut Tiongkok dan Jerman mengalami kenaikan dan tiga negara lainnya yang meliluti Amerika Serikat, Singapura dan Australia mengalami penurunan, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016