Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor perabot dan penerangan rumah tangga senilai 3,50 juta dolar AS selama bulan April 2016, meningkat tipis hanya 1,84 persen dibanding bulan sebelumnya (Maret 2016) yang tercatat 3,44 juta dolar AS.
"Jika dibandingkan dengan April 2015, perolehan tersebut merosot 23,09 persen, karena pada April tahun lalu itu meraup 4,55 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, ekspor perabot dan penerangan rumah tangga itu memberikan kontribusi sebesar 8,22 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 42,65 juta dolar AS selama bulan April 2016.
Nilai ekspor Bali tersebut menurun 10,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya (April 2015) yang mengantongi devisa sebesar 48,42 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, perabot dan penerangan rumah tangga hasil sentuhan perajin Bali paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 14,99 persen, menyusul Jepang 4,44 persen, Singapura 1,51 persen, Australia 6,04 persen, dan China 2,09 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 0,39 persen, Jerman 3,42 persen, Perancis delapan persen, Belanda 2,11 persen, Inggris 3,72 persen dan sissanya 53,22 persen menembus berbagai negara di belahan dunia lainnya.
Adi Nugroho menjelaskan, perabot dan penerangan rumah tangga yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, pembatas ruangan dari bambu diisi dengan anyaman rotan sehingga kelihatan uniik dan antik.
Selain itu patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu juga banyak peminatnya dari pasar mancanegara, terutama dari konsumen asal Perancis, Jerman, Belanda disamping pembeli dari Amerika Serikat, Jepang maupun asal Australia.
Patung dari akar bambu banyak diproduksi oleh perajin dari Kabupaten Bangli, dengan berbagai aneka barang berupa binatang, bebek, topeng dengan muka manusia tua berjenggot dan patung yang disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.
Akar bambu biasanya tumbuh berumpun, dan perajin yang kreatif mampu menciptakan akar tersebut dijadikan patung wayang atau binatang dengan cerita Tantri, atau pewayangan lainnya sehingga banyak diminati konsumennya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jika dibandingkan dengan April 2015, perolehan tersebut merosot 23,09 persen, karena pada April tahun lalu itu meraup 4,55 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, ekspor perabot dan penerangan rumah tangga itu memberikan kontribusi sebesar 8,22 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 42,65 juta dolar AS selama bulan April 2016.
Nilai ekspor Bali tersebut menurun 10,10 persen dibandingkan bulan sebelumnya (April 2015) yang mengantongi devisa sebesar 48,42 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, perabot dan penerangan rumah tangga hasil sentuhan perajin Bali paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 14,99 persen, menyusul Jepang 4,44 persen, Singapura 1,51 persen, Australia 6,04 persen, dan China 2,09 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Hong Kong 0,39 persen, Jerman 3,42 persen, Perancis delapan persen, Belanda 2,11 persen, Inggris 3,72 persen dan sissanya 53,22 persen menembus berbagai negara di belahan dunia lainnya.
Adi Nugroho menjelaskan, perabot dan penerangan rumah tangga yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, pembatas ruangan dari bambu diisi dengan anyaman rotan sehingga kelihatan uniik dan antik.
Selain itu patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu juga banyak peminatnya dari pasar mancanegara, terutama dari konsumen asal Perancis, Jerman, Belanda disamping pembeli dari Amerika Serikat, Jepang maupun asal Australia.
Patung dari akar bambu banyak diproduksi oleh perajin dari Kabupaten Bangli, dengan berbagai aneka barang berupa binatang, bebek, topeng dengan muka manusia tua berjenggot dan patung yang disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.
Akar bambu biasanya tumbuh berumpun, dan perajin yang kreatif mampu menciptakan akar tersebut dijadikan patung wayang atau binatang dengan cerita Tantri, atau pewayangan lainnya sehingga banyak diminati konsumennya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016