Nusa Dua (Antara Bali) - Panitia "Bali and Beyond Travel Fair" (BBTF) 2016 menargetkan transaksi yang dicapai dalam ajang bisnis pariwisata itu mencapai 520 juta dolar AS atau sekitar Rp6,8 triliun.
"Kami targetkan Rp6,8 triliun dari transaksi pelaku bisnis pariwisata," kata Ketua Panitia BBTF 2016, I Ketut Ardana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat.
Target itu melonjak sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 400 juta dolar AS.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa pendapatan transaksi di BBTF setara dengan pendapatan selama promosi di ITB Berlin di Jerman.
Meski demikian, ajang pariwisata tahunan BBTF dinilai lebih menguntungkan karena dilaksanakan di Indonesia dan digarap sendiri oleh pelaku pariwisata Tanah Air.
"Lebih untung ikut di BBTF karena pelaksanaannya di Indonesia dan kami `organizer` (penyelenggara). Kalau di ITB Berlin, kami hanya partisipan," ujar Arief.
Tahun ini pertemuan pelaku bisnis atau "business to business" itu diikuti oleh 222 pembeli yang merupakan pelaku pariwisata dari 30 negara di dunia.
Dari 222 pembeli itu, 80 persen di antaranya merupakan pembeli internasional. Sedangkan total penjual mencapai 154 pelaku.
Rencananya pelaksanaan tahun depan akan mengundang penjual dari negara lain khususnya dari ASEAN dengan alokasi sekitar 10 persen atau sekitar 20 pelaku bisnis pariwisata.
Para pelaku bisnis pariwisata yang terlibat dalam BBTF merupakan pembeli dan penjual yang berasal dari hotel, restoran, atraksi wisata, kapal pesiar, penyelenggara acara konferensi (MICE), operator perjalanan wisata, vila, spa, badan pariwisata, serta industri pariwisata lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami targetkan Rp6,8 triliun dari transaksi pelaku bisnis pariwisata," kata Ketua Panitia BBTF 2016, I Ketut Ardana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat.
Target itu melonjak sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 400 juta dolar AS.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa pendapatan transaksi di BBTF setara dengan pendapatan selama promosi di ITB Berlin di Jerman.
Meski demikian, ajang pariwisata tahunan BBTF dinilai lebih menguntungkan karena dilaksanakan di Indonesia dan digarap sendiri oleh pelaku pariwisata Tanah Air.
"Lebih untung ikut di BBTF karena pelaksanaannya di Indonesia dan kami `organizer` (penyelenggara). Kalau di ITB Berlin, kami hanya partisipan," ujar Arief.
Tahun ini pertemuan pelaku bisnis atau "business to business" itu diikuti oleh 222 pembeli yang merupakan pelaku pariwisata dari 30 negara di dunia.
Dari 222 pembeli itu, 80 persen di antaranya merupakan pembeli internasional. Sedangkan total penjual mencapai 154 pelaku.
Rencananya pelaksanaan tahun depan akan mengundang penjual dari negara lain khususnya dari ASEAN dengan alokasi sekitar 10 persen atau sekitar 20 pelaku bisnis pariwisata.
Para pelaku bisnis pariwisata yang terlibat dalam BBTF merupakan pembeli dan penjual yang berasal dari hotel, restoran, atraksi wisata, kapal pesiar, penyelenggara acara konferensi (MICE), operator perjalanan wisata, vila, spa, badan pariwisata, serta industri pariwisata lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016