Denpasar (Antara Bali) - Kelompok tani binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memanen raya sejumlah komoditas secara serentak pada Juni 2016 supaya membantu mengendalikan laju inflasi.
"Bulan Juni ini kami akan `roadshow` panen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, Jumat.
Pada Juni 2016 hampir seluruh demplot dan klaster binaan BI memasuki masa panen yang diawali pada 1 Juni 2016 bersama Kodam IX/Udayana dan Pemkab Gianyar menggelar panen raya padi di Subak Getas.
Dari lima areal pengubinan didapatkan hasil rata-rata 7,5 ton per hektare atau meningkat 45 persen dibanding panen sebelumnya yang hanya mencapai rata-rata 5,5 ton per hektare.
Tidak hanya itu, panen padi di klaster padi Subak Pulagan Kabupaten Gianyar juga menuai hasil yang menggembirakan yang semula rata-rata hanya 5,5 ton per hektare pada tahap pertama, meningkat menjadi rata-rata 7,8 ton per hektare dan tahap kedua menjadi 9,4 ton per hektare atau meningkat 20 persen.
BI mengklaim teknik budi daya baru "system of rice iIntensification" (SRI) yang dikombinasikan dengan jajar legowo dua banding satu serta penggunaan pupuk organik berbasis Microalfafa MA-11 terbukti membawa perkembangan yang pesat pada pertumbuhan padi.
Padi dengan varietas cigeulis pada umur 65 hari sudah berbulir dan umur 90 hari sudah siap panen. Sedangkan dengan metode konvensional, rata-rata baru siap panen dengan waktu 110 sampai 115 hari.
Dari pengamatan terakhir, rata-rata padi memiliki tinggi 110 cm dan jumlah anakan mencapai rata-rata 25 dengan bulir sebanyak 217 tiap malainya.
Selain pertumbuhan yang pesat, teknik budi daya dengan perlakuan organik juga mampu mengembalikan biota sawah yang selama ini hampir punah seperti belut, kodok dan cacing tanah.
Selain padi, panen bawang merah juga dilakukan pada 8 Juni 2016 di lahan Kelompok Sari Pertiwi bersama TNI, Pemkab Bangli, Bulog, Badan Pusat Statistik dan Polres Bangli.
Berdasarkan hasil pengubinan pada saat bukan musim tanam didapatkan hasil rata-rata sebesar 22,4 ton per hektare dengan hasil tertinggi mencapai 34,2 ton per hektare pada lahan yang benihnya direndam menggunakan MA-11.
Panen bawang merah di Subak Yangai Desa Bungkulan, Kabupaten Buleleng juga dilaksanakan pada 2 Juni 2016 dengan hasil yang diperoleh rata-rata sebesar 18,6 ton per hektare.
Berikutnya, demplot yang akan melaksanakan panen pada Juni 2016 Subak Kembengan di Kabupaten Gianyar dengan komoditas bawang merah, Kelompok Merta Buana di Kabupate Karangasem (cabai merah) dan Subak Babakan Pendem di Kabupaten Jembrana (padi).
"Kami harapkan upaya ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan ketahanan pangan yang pada akhirnya mampu mengendalikan inflasi yang bersumber dari kelompok bahan pangan yang kerap mengalami gejolak harga," ucap Dewi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bulan Juni ini kami akan `roadshow` panen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, Jumat.
Pada Juni 2016 hampir seluruh demplot dan klaster binaan BI memasuki masa panen yang diawali pada 1 Juni 2016 bersama Kodam IX/Udayana dan Pemkab Gianyar menggelar panen raya padi di Subak Getas.
Dari lima areal pengubinan didapatkan hasil rata-rata 7,5 ton per hektare atau meningkat 45 persen dibanding panen sebelumnya yang hanya mencapai rata-rata 5,5 ton per hektare.
Tidak hanya itu, panen padi di klaster padi Subak Pulagan Kabupaten Gianyar juga menuai hasil yang menggembirakan yang semula rata-rata hanya 5,5 ton per hektare pada tahap pertama, meningkat menjadi rata-rata 7,8 ton per hektare dan tahap kedua menjadi 9,4 ton per hektare atau meningkat 20 persen.
BI mengklaim teknik budi daya baru "system of rice iIntensification" (SRI) yang dikombinasikan dengan jajar legowo dua banding satu serta penggunaan pupuk organik berbasis Microalfafa MA-11 terbukti membawa perkembangan yang pesat pada pertumbuhan padi.
Padi dengan varietas cigeulis pada umur 65 hari sudah berbulir dan umur 90 hari sudah siap panen. Sedangkan dengan metode konvensional, rata-rata baru siap panen dengan waktu 110 sampai 115 hari.
Dari pengamatan terakhir, rata-rata padi memiliki tinggi 110 cm dan jumlah anakan mencapai rata-rata 25 dengan bulir sebanyak 217 tiap malainya.
Selain pertumbuhan yang pesat, teknik budi daya dengan perlakuan organik juga mampu mengembalikan biota sawah yang selama ini hampir punah seperti belut, kodok dan cacing tanah.
Selain padi, panen bawang merah juga dilakukan pada 8 Juni 2016 di lahan Kelompok Sari Pertiwi bersama TNI, Pemkab Bangli, Bulog, Badan Pusat Statistik dan Polres Bangli.
Berdasarkan hasil pengubinan pada saat bukan musim tanam didapatkan hasil rata-rata sebesar 22,4 ton per hektare dengan hasil tertinggi mencapai 34,2 ton per hektare pada lahan yang benihnya direndam menggunakan MA-11.
Panen bawang merah di Subak Yangai Desa Bungkulan, Kabupaten Buleleng juga dilaksanakan pada 2 Juni 2016 dengan hasil yang diperoleh rata-rata sebesar 18,6 ton per hektare.
Berikutnya, demplot yang akan melaksanakan panen pada Juni 2016 Subak Kembengan di Kabupaten Gianyar dengan komoditas bawang merah, Kelompok Merta Buana di Kabupate Karangasem (cabai merah) dan Subak Babakan Pendem di Kabupaten Jembrana (padi).
"Kami harapkan upaya ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan ketahanan pangan yang pada akhirnya mampu mengendalikan inflasi yang bersumber dari kelompok bahan pangan yang kerap mengalami gejolak harga," ucap Dewi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016