Denpasar (Antara Bali) - Produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) di Bali pada triwulan IV-2015 berkontraksi minus 0,38 persen (q-to-q) atau berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 1,69 persen pada periode yang sama.
"Jika dilihat secara tahunan (y-on-y) produksi yang dihasilkan perusahaan IBS di Bali tercatat tumbuh sebesar 2,78 persen, namun masih berada di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 4,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur besar dan sedang diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat.
Persaingan internasional menjadi satu persfektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan, adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar ekspor, termasuk keberadaan industri manufaktur besar dan sedang di Bali.
Adi Nugroho menjelaskan, pertumbuhan IBS di Bali pada triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan negatif, sebanding dengan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yakni triwulan III-2015 yang juga mengalami pertumbuhan negatif 0,93 persen.
Kontributor utama yang mengalami pertumbuhan positif di atas tiga persen disumbangkan oleh jenis industri pengolahan lainnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,61 persen.
Selain itu juga industri minuman sebesar 8,98 persen dan industri tekstil sebesar 3,08 persen.
Adi Nugroho menambahkan secara komulatif sejak Januari hingga Desember 2015 industri mikro kecil (IMK) dan industri besar sedang (IBS) di Bali mengalami pertumbuhan positif yakni masing-masing tumbuh sebesar 13,80 persen dan 6,31 persen dibandingkan tahun 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jika dilihat secara tahunan (y-on-y) produksi yang dihasilkan perusahaan IBS di Bali tercatat tumbuh sebesar 2,78 persen, namun masih berada di bawah level nasional yang tumbuh sebesar 4,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur besar dan sedang diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat.
Persaingan internasional menjadi satu persfektif baru bagi semua negara, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan, adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar ekspor, termasuk keberadaan industri manufaktur besar dan sedang di Bali.
Adi Nugroho menjelaskan, pertumbuhan IBS di Bali pada triwulan IV-2015 mengalami pertumbuhan negatif, sebanding dengan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yakni triwulan III-2015 yang juga mengalami pertumbuhan negatif 0,93 persen.
Kontributor utama yang mengalami pertumbuhan positif di atas tiga persen disumbangkan oleh jenis industri pengolahan lainnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,61 persen.
Selain itu juga industri minuman sebesar 8,98 persen dan industri tekstil sebesar 3,08 persen.
Adi Nugroho menambahkan secara komulatif sejak Januari hingga Desember 2015 industri mikro kecil (IMK) dan industri besar sedang (IBS) di Bali mengalami pertumbuhan positif yakni masing-masing tumbuh sebesar 13,80 persen dan 6,31 persen dibandingkan tahun 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016