Denpasar (Antaranews Bali) - Produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) di Bali selama triwulan pertama 2018 tumbuh sebesar 2,88 persen (q-to-q), atau melampaui pertumbuhan secara nasional pada periode yang sama tercatat sebesar 0,88 persen.
"Pertumbuhan secara y-on-y tumbuh sebesar 0,96 persen, lebih rendah dari pertumbuhan IBS secara nasional yang mencapai 5,01 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Sementara itu, produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Bali pada Triwulan I 2018 (q-to-q) tumbuh sebesar 9,95 persen dari triwulan keempat 2017, atau lebih tinggi daripada pertumbuhan IMK secara nasional sebesar 3,09 persen pada periode yang sama.
Produksi IMK tersebut pada Triwulan I 2018 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 0,10 persen dari data triwulan yang sama pada tahun 2017. Angka tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan secara nasional yang berkembang sebesar 5,25 persen pada periode yang sama.
Adi Nugroho menyebutkan sebagian besar produksi IBS di Pulau Dewata mengalami pertumbuhan positif, antara lain, industri makanan tumbuh sebesar 7,96 persen, industri minuman 5,43 persen, industri pakaian jadi 2,21 persen, dan industri pengolahan lain-lain 0,98 persen.
Secara tahunan (y-on-y) produksi IBS pada triwulan pertama 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,96 persen. Angka tersebut berada di bawah pertumbuhan nasional sebesar 5,01 persen pada periode yang sama.
Baca juga: BPS: produksi manufaktur di Bali tumbuh 1,52 persen
Dua jenis industri yang menyumbang pertumbuhan produksi IBS tertinggi, katanya lagi, terdiri atas industri minuman tumbuh 10,04 persen dan industri makanan 4,98 persen. (adt/I006)