Denpasar (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai internet menjadi media propaganda penyebaran paham radikalisme dan terorisme.
"Mereka memanfaatkan dunia maya karena biaya kecil tetapi jangkauan luas. Jadi dengan mudah, sekali klik saja, orang bisa mendapatkan informasi banyak dan mereka memanfaatkan itu (dunia maya) mencari kelompok baru dan mengajak orang masuk ke kelompok itu," kata Sekretaris Utama BNPT Abdurrahman Kadir saat menghadiri lokakarya Program Damai di Dunia Maya di Sanur, Denpasar, Kamis.
Menurut dia, negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia menghadapi tantangan baru terorisme yang memanfaatkan teknologi informasi itu yang disalahgunakan oleh kelompok kecil tersebut.
Ia menyebutkan bahwa dunia maya digunakan sebagai sarana propaganda, rekrutmen dan pembinaan jaringan melalui jaringan internet.
Laman yang dimiliki kelompok teroris, kata dia, dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang saat ini sudah mencapai lebih dari 9.800 laman.
Penyebaran paham tersebut, ucap dia, juga semakin bertambah mulai dari pembuatan laman, forum diskusi atau "chatroom" hingga menggunakan sarana media sosial seperti situs berbagi video gratis yakni youtube, situs jejaring sosial pertemanan facebook, twitter dan media sosial lainnya.
"Perambahan dari sekedar website ke media sosial menunjukkan pola dinamis yang dikembangkan kelompok teroris untuk selalu mengikuti perkembangan dan trend teknologi dan informasi," katanya.
Kadir menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia pada tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet Tanah Air pada tahun 2014 sebanyak 88,1 juta penduduk atau 34,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Angka yang besar tersebut menjadi sangat rentan akan pengaruh paham radikal dan terorisme melalui dunia maya, katanya.
Sementara itu, pengguna internet sebagian besar merupakan generasi muda berusia produktif yang juga rentan dipengaruhi konten negatif dari situs-situs yang tidak jelas itu.
"Makanya kami lakukan pencegahan ini dengan mengajak masyarakat umum dan generasi muda untuk bersama menyemarakkan dunia maya ini dengan penuh kedamaian," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Mereka memanfaatkan dunia maya karena biaya kecil tetapi jangkauan luas. Jadi dengan mudah, sekali klik saja, orang bisa mendapatkan informasi banyak dan mereka memanfaatkan itu (dunia maya) mencari kelompok baru dan mengajak orang masuk ke kelompok itu," kata Sekretaris Utama BNPT Abdurrahman Kadir saat menghadiri lokakarya Program Damai di Dunia Maya di Sanur, Denpasar, Kamis.
Menurut dia, negara-negara di dunia tak terkecuali Indonesia menghadapi tantangan baru terorisme yang memanfaatkan teknologi informasi itu yang disalahgunakan oleh kelompok kecil tersebut.
Ia menyebutkan bahwa dunia maya digunakan sebagai sarana propaganda, rekrutmen dan pembinaan jaringan melalui jaringan internet.
Laman yang dimiliki kelompok teroris, kata dia, dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang saat ini sudah mencapai lebih dari 9.800 laman.
Penyebaran paham tersebut, ucap dia, juga semakin bertambah mulai dari pembuatan laman, forum diskusi atau "chatroom" hingga menggunakan sarana media sosial seperti situs berbagi video gratis yakni youtube, situs jejaring sosial pertemanan facebook, twitter dan media sosial lainnya.
"Perambahan dari sekedar website ke media sosial menunjukkan pola dinamis yang dikembangkan kelompok teroris untuk selalu mengikuti perkembangan dan trend teknologi dan informasi," katanya.
Kadir menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia pada tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet Tanah Air pada tahun 2014 sebanyak 88,1 juta penduduk atau 34,9 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Angka yang besar tersebut menjadi sangat rentan akan pengaruh paham radikal dan terorisme melalui dunia maya, katanya.
Sementara itu, pengguna internet sebagian besar merupakan generasi muda berusia produktif yang juga rentan dipengaruhi konten negatif dari situs-situs yang tidak jelas itu.
"Makanya kami lakukan pencegahan ini dengan mengajak masyarakat umum dan generasi muda untuk bersama menyemarakkan dunia maya ini dengan penuh kedamaian," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015