Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta jajaran kepolisian di daerah ini tidak terpengaruh tekanan apa pun dalam mengusut kasus pembunuhan Angeline (8) yang ditemukan tewas terkubur di halaman rumahnya sendiri.
"Jangan sampai keliru karena tekanan, kemudian terbawa arus," kata Pastika di sela-sela meninjau pameran di arena Pesta Kesenian Bali ke-37, di Denpasar, Rabu.
Mantan Kapolda Bali itu menekankan kepolisian untuk tetap menjaga profesionalisme dan tidak terpengaruh tekanan apa pun, meskipun kasus Angeline saat ini telah menjadi sorotan banyak pihak. "Saya yakin mereka profesional, saya sendiri sudah bicara dengan Pak Kapolda," ujarnya.
Khususnya pada para penyidik, Pastika juga mengingatkan untuk bekerja profesional berdasarkan fakta yang diperoleh dari TKP (tempat kejadian perkara) dan barang-barang bukti, bukan dari asumsi.
"Banyak orang berasumsi macam-macam, tetapi itu asumsi, tidak bisa dibawa ke pengadilan. Polisi harus bekerja Pro-Justicia khususnya para penyidik, artinya tidak boleh berdasarkan asumsi," tegasnya.
Di samping itu, Pastika juga meminta berbagai kalangan untuk tidak berkomentar terlalu banyak tentang penegakan hukum dan dapat memberikan waktu untuk polisi agar bekerja dengan tenang. "Saya kira Bapak Kapolda seorang resere yang profesional, percayalah kepada dia," ucapnya.
Terkait dengan UU Perlindungan Anak, dia berpandangan sesungguhnya aturan dan hukumannya sudah cukup, permasalahannya justru terletak pada faktor kepedulian.
"Saya minta kepedulian kita semua. Tetangga, guru, siapa sajalah yang melihat ada keanehan yang terjadi pada seorang anak atau keanehan yang terjadi dalam suatu rumah tangga, tolong peduli," harapnya.
Agar kasus seperti Angeline tidak terulang, Pastika mengingatkan para orang tua seharusnya dapat menjaga anak dengan sebaik-baiknya dan tidak diberikan kepada orang lain. Menurut dia kalau pasangan suami-istri belum memiliki kemampuan secara ekonomi dan kejiwaan, sebaiknya jangan dulu berencana mempunyai keturunan.
Sebelumnya Angeline ditemukan tewas di belakang halaman rumahnya di dekat kandang ayam di rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar pada tanggal 10 Juni 2015. Angeline awalnya dikabarkan hilang oleh ibu angkatnya Margriet pada 16 Mei 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jangan sampai keliru karena tekanan, kemudian terbawa arus," kata Pastika di sela-sela meninjau pameran di arena Pesta Kesenian Bali ke-37, di Denpasar, Rabu.
Mantan Kapolda Bali itu menekankan kepolisian untuk tetap menjaga profesionalisme dan tidak terpengaruh tekanan apa pun, meskipun kasus Angeline saat ini telah menjadi sorotan banyak pihak. "Saya yakin mereka profesional, saya sendiri sudah bicara dengan Pak Kapolda," ujarnya.
Khususnya pada para penyidik, Pastika juga mengingatkan untuk bekerja profesional berdasarkan fakta yang diperoleh dari TKP (tempat kejadian perkara) dan barang-barang bukti, bukan dari asumsi.
"Banyak orang berasumsi macam-macam, tetapi itu asumsi, tidak bisa dibawa ke pengadilan. Polisi harus bekerja Pro-Justicia khususnya para penyidik, artinya tidak boleh berdasarkan asumsi," tegasnya.
Di samping itu, Pastika juga meminta berbagai kalangan untuk tidak berkomentar terlalu banyak tentang penegakan hukum dan dapat memberikan waktu untuk polisi agar bekerja dengan tenang. "Saya kira Bapak Kapolda seorang resere yang profesional, percayalah kepada dia," ucapnya.
Terkait dengan UU Perlindungan Anak, dia berpandangan sesungguhnya aturan dan hukumannya sudah cukup, permasalahannya justru terletak pada faktor kepedulian.
"Saya minta kepedulian kita semua. Tetangga, guru, siapa sajalah yang melihat ada keanehan yang terjadi pada seorang anak atau keanehan yang terjadi dalam suatu rumah tangga, tolong peduli," harapnya.
Agar kasus seperti Angeline tidak terulang, Pastika mengingatkan para orang tua seharusnya dapat menjaga anak dengan sebaik-baiknya dan tidak diberikan kepada orang lain. Menurut dia kalau pasangan suami-istri belum memiliki kemampuan secara ekonomi dan kejiwaan, sebaiknya jangan dulu berencana mempunyai keturunan.
Sebelumnya Angeline ditemukan tewas di belakang halaman rumahnya di dekat kandang ayam di rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar pada tanggal 10 Juni 2015. Angeline awalnya dikabarkan hilang oleh ibu angkatnya Margriet pada 16 Mei 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015