Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali mendukung pengembangan lembaga pendidikan widyalaya atau lembaga pendidikan umum bercirikan agama Hindu sebagai upaya membangun sumber daya manusia unggul dan berkarakter di daerah itu.
"Saya mendukung agar widyalaya bisa berkembang di Buleleng sebagai salah satu penopang eksistensi lembaga pendidikan umum bercirikan agama Hindu di Buleleng," kata Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat menghadiri Wisuda ke-8 STAHN Mpu Kuturan Singaraja di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Kamis.
Menurut dia, lembaga pendidikan berbasis agama Hindu memiliki keunggulan pada aspek penanaman moral dan karakter. Ke depan, kemampuan tidak hanya bertumpu pada kemampuan kasar (hard skill) semata, tetapi juga kemampuan aspek soft skill seperti kejujuran, moralitas dan tata krama.
Lihadnyana menilai bahwa keberadaan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan di Singaraja dan Buleleng pada umumnya mesti ditopang dengan eksistensi lembaga pendidikan di bawahnya yakni widyalaya.
Baca juga: Dirjen Bimas Hindu: Bali jadi percontohan pendidikan Widyalaya
Baca juga: Dirjen Bimas Hindu: Bali jadi percontohan pendidikan Widyalaya
"Saya mendengar bahwa sudah ada regulasi mengenai pendidikan widyalaya setara lembaga pendidikan umum. Saya menyambut baik dan siap mendukung sepenuhnya," papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Made Astika mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi keberadaan dari lembaga widyalaya di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut.
Astika menjelaskan lembaga widyalaya bisa berkembang dan eksis bukan hanya di perkotaan saja, tetapi juga menyasar wilayah-wilayah di pelosok/kecamatan agar mampu menyasar siswa lebih luas lagi.
Pihaknya menilai bahwa widyalaya adalah sekolah widyalaya memiliki kelebihan pada aspek pendidikan karakter berbasis ajaran-ajaran agama Hindu. Sehingga sejalan dengan fungsi pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Baca juga: Yayasan di Singaraja selenggarakan sekolah berbasis widyalaya
"Oleh karenanya, ini adalah harapan baru bagi pendidikan di Buleleng. Sejak awal regulasi ini muncul. Kami sangat mendukung. Tinggal memang kami harus melaksanakan koordinasi lebih teknis dengan Kementerian Agama karena (widyalaya) berada di bawah kewenangannya," kata Astika.
Baca juga: Yayasan di Singaraja selenggarakan sekolah berbasis widyalaya
"Oleh karenanya, ini adalah harapan baru bagi pendidikan di Buleleng. Sejak awal regulasi ini muncul. Kami sangat mendukung. Tinggal memang kami harus melaksanakan koordinasi lebih teknis dengan Kementerian Agama karena (widyalaya) berada di bawah kewenangannya," kata Astika.
Mengenai lembaga pendidikan widyalaya yang saat ini eksis di Buleleng dari tingkat PAUD sampai SMP seperti Pratama Widyalaya Dama Kumara, Pratama Widyalaya Saraswati, Adi Widyalaya Saraswati dan Madyama Widyalaya Jnana Dharma Sastra, Astika menilai bahwa keberadaan lembaga ini adalah sama dan setara dengan lembaga pendidikan umum.
"Jadi, saya pertegas bahwa keberadaan widyalaya posisinya sama dengan sekolah umum. Jangan ada pembedaan. Saya sudah amati dan pelajari hal ini, termasuk pada aspek kurikulumnya," kata Astika.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024