Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya saat penandatanganan kesepakatan pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan di Buleleng mengatakan ingin program tersebut nantinya bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal.
“Transformasi ini membuka peluang lapangan kerja di industri kedirgantaraan, saya harap nanti akan diberi ruang untuk masyarakat putra putri daerah Bali terutama Bali Utara dan aktifitas Bandara Letkol Wisnu menjadi jauh lebih besar dan melibatkan banyak mitra,” kata dia di Denpasar, Jumat.
Pemprov Bali menjalin kerja sama ini dengan Kementerian Bappenas dan PT Dirgantara Indonesia, dimana pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan ini dalam rangka mendukung transformasi Ekonomi Kerthi Bali.
Tenaga kerja lokal diharapkan mengisi ruang-ruang dalam industri ini, nantinya akan ada pemanfaatan beragam di bandara tersebut seperti integrasi sekolah penerbangan BIFA dengan industri pesawat N219 dan dibukanya fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat.
Baca juga: Prabowo minta Gerindra Bali kaji pembangunan Bandara baru
Sang Made berharap pengembangan berbagai aktivitas dalam ekosistem kedirgantaraan di Bandara Letkol Wisnu akan menjadikan bandara tersebut lebih dari sekadar sekolah bagi pilot, yaitu sebagai pengungkit aktifitas bisnis di Bali Utara sehubungan dengan banyaknya kunjungan ke Pulau Dewata.
“Di sisi lain, Bandara Letkol Wisnu diharapkan menjadi show case bagi pertumbuhan wilayah dan kawasan di Bali Utara dan kemajuan teknologi kedirgantaraan Indonesia melalui aktifitas joy flight pesawat N219 yang digabungkan dengan upaya pemasaran N219,” ujarnya.
Menjawab harapan Pemprov Bali, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memastikan akan menyerap tenaga kerja namun masih perlu dikaji.
Menurut dia, industri yang akan dibangun akan menjadi satu kesatuan, mulai dari membangun sumber daya manusia yang ahli dalam sektor kedirgantaraan, hingga memberikan lapangan kerja dengan penghasilan tinggi disana juga.
“Kita kaji untuk penambahan tenaga kerja yang penting ini adalah komitmen kita semua merealisasikan transformasi Ekonomi Kerthi Bali, dimana nanti kita harus membangun Bali dengan non pariwisata,” kata dia.
Baca juga: Gibran respons keinginan masyarakat Buleleng soal Bandara di Buleleng
Kementerian PPN/Bappenas ingin meniru negara Brazil, mereka mampu mengembangkan industri dirgantara mulai dari skala kecil, yaitu membangun pasar domestik dengan menyediakan pesawat sedang.
Untuk mewujudkan ini Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan membutuhkan tenaga kerja teknisi dan akan berencana mengembangkan sekolah penerbangan di Bali Utara.
“Teknisi akan kita siapkan untuk MRO, kemudian nanti BIFA (Bali International Flight Academic) mereka menyiapkan operatornya calon-calon pilot dan teknisi yang tersertifikasi,” kata Gita.
Seluruh ekosistem ini akan dibangun sejalan, untuk mendorong kemampuan sumber daya manusia akan dibentuk kelas Diploma 3 sebagai pendukung.
“Kalau MRO kita sudah menggandeng perusahaan, tapi kedepannya lokalisasi potensi daerah harus diwujudkan, sebenarnya ini dibuat untuk menyiapkan putra-putra daerah untuk mampu mengurus MRO nanti ke depan. Bagaimana pun juga apa yang kita kerjakan harus memberi nilai tambah bagi daerah setempat,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Transformasi ini membuka peluang lapangan kerja di industri kedirgantaraan, saya harap nanti akan diberi ruang untuk masyarakat putra putri daerah Bali terutama Bali Utara dan aktifitas Bandara Letkol Wisnu menjadi jauh lebih besar dan melibatkan banyak mitra,” kata dia di Denpasar, Jumat.
Pemprov Bali menjalin kerja sama ini dengan Kementerian Bappenas dan PT Dirgantara Indonesia, dimana pengembangan ekosistem industri kedirgantaraan ini dalam rangka mendukung transformasi Ekonomi Kerthi Bali.
Tenaga kerja lokal diharapkan mengisi ruang-ruang dalam industri ini, nantinya akan ada pemanfaatan beragam di bandara tersebut seperti integrasi sekolah penerbangan BIFA dengan industri pesawat N219 dan dibukanya fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat.
Baca juga: Prabowo minta Gerindra Bali kaji pembangunan Bandara baru
Sang Made berharap pengembangan berbagai aktivitas dalam ekosistem kedirgantaraan di Bandara Letkol Wisnu akan menjadikan bandara tersebut lebih dari sekadar sekolah bagi pilot, yaitu sebagai pengungkit aktifitas bisnis di Bali Utara sehubungan dengan banyaknya kunjungan ke Pulau Dewata.
“Di sisi lain, Bandara Letkol Wisnu diharapkan menjadi show case bagi pertumbuhan wilayah dan kawasan di Bali Utara dan kemajuan teknologi kedirgantaraan Indonesia melalui aktifitas joy flight pesawat N219 yang digabungkan dengan upaya pemasaran N219,” ujarnya.
Menjawab harapan Pemprov Bali, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memastikan akan menyerap tenaga kerja namun masih perlu dikaji.
Menurut dia, industri yang akan dibangun akan menjadi satu kesatuan, mulai dari membangun sumber daya manusia yang ahli dalam sektor kedirgantaraan, hingga memberikan lapangan kerja dengan penghasilan tinggi disana juga.
“Kita kaji untuk penambahan tenaga kerja yang penting ini adalah komitmen kita semua merealisasikan transformasi Ekonomi Kerthi Bali, dimana nanti kita harus membangun Bali dengan non pariwisata,” kata dia.
Baca juga: Gibran respons keinginan masyarakat Buleleng soal Bandara di Buleleng
Kementerian PPN/Bappenas ingin meniru negara Brazil, mereka mampu mengembangkan industri dirgantara mulai dari skala kecil, yaitu membangun pasar domestik dengan menyediakan pesawat sedang.
Untuk mewujudkan ini Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan membutuhkan tenaga kerja teknisi dan akan berencana mengembangkan sekolah penerbangan di Bali Utara.
“Teknisi akan kita siapkan untuk MRO, kemudian nanti BIFA (Bali International Flight Academic) mereka menyiapkan operatornya calon-calon pilot dan teknisi yang tersertifikasi,” kata Gita.
Seluruh ekosistem ini akan dibangun sejalan, untuk mendorong kemampuan sumber daya manusia akan dibentuk kelas Diploma 3 sebagai pendukung.
“Kalau MRO kita sudah menggandeng perusahaan, tapi kedepannya lokalisasi potensi daerah harus diwujudkan, sebenarnya ini dibuat untuk menyiapkan putra-putra daerah untuk mampu mengurus MRO nanti ke depan. Bagaimana pun juga apa yang kita kerjakan harus memberi nilai tambah bagi daerah setempat,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024