Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika berpandangan perlu upaya intensif dan kerja bersama untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan dan alam Bali agar kondisinya tidak semakin parah.
"Selama ini gerakan kebersihan dan lingkungan sudah banyak seperti yang dilakukan warga, komunitas dan pihak terkait lainnya. Namun masih sporadis sifatnya. Ini yang sekarang perlu diintensifkan, disatukan, ngrombo (gotong royong)," kata Pastika di Denpasar, Rabu.
Pastika menyampaikan hal tersebut dalam diskusi program Lingkungan "Gerakan Mulia Selamatkan Bali dari Bencana Lingkungan" yang digagas Bali Green Initiative di Rumah Ahli Hukum, Denpasar dengan dihadiri para tokoh-tokoh di bidang lingkungan itu.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu mengajak untuk bersama-sama mengatasi permasalahan lingkungan yang menerpa Bali, terutamanya masalah sampah yang belum tuntas hingga saat ini. Selain sampah, Bali juga dihadapkan pada pencemaran sumber-sumber air dan pencemaran udara.
"Aturan dan teknologi terkait sampah sudah cukup banyak, namun masalah sampah seakan tak pernah tuntas. Bahkan makin menumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir). Karena itu, perlu lebih banyak action, tindakan sekecil apapun dilakukan agar sampah lebih cepat dan banyak bisa ditangani," katanya.
Ia menambahkan, persoalan sampah ini bukan hanya bagi Bali namun juga dihadapi dunia. "Saya melihat sampah ini mesti cepat ditangani, sekecil apapun. Bahkan Pj Gubernur Bali bahkan minta ngrombo (gotong royong) dalam mengatasi sampah ini. Jadi perlu ditangani bersama-sama," ucapnya.
Pastika bahkan menegaskan ketika menjabat Gubernur Bali 2008-2018 sudah mencanangkan program Bali Clean and Green (Bali yang Bersih dan Hijau).
"Jadi secara budaya sebenarnya Bali sangat cinta lingkungan seperti adanya Tri Hita Karana, upacara Tumpek Uduh, Tumpek Kandang dan sebagainya yang semuanya itu bentuk upaya pelestarian alam beserta isinya," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pastika juga berpesan gerakan Bali Green Initiative agar merumuskan upaya-upaya yang lebih konkret dan aspirasi dapat disampaikan ke pemerintah daerah, baik itu ke Penjabat Gubernur Bali dan ke DPRD Bali.
Selain itu perlu dibuat seminar yang menghadirkan para ahli hukum di bidang lingkungan, sehingga dapat diketahui dengan jelas sanksi bagi para perusak lingkungan.
Sementara itu pengamat sosial dan budaya Putu Suasta mengatakan semua pihak harus peduli dan bergerak nyata merawat Bali. "Harus ada kolaborasi antara pengusaha, aktivis, politikus untuk lingkungan hingga akademisi. Sanksi harus kuat dan konsisten dalam menjaga lingkungan. Kita jangan jalan sendiri-sendiri, jadi perlu punya sekretariat bersama," katanya.
Iwan Dewantama dari Yayasan Abdi Bumi berharap koordinasi antara gubernur dan bupati/wali kota ke depannya dapat lebih baik terutamanya dalam mengatasi persoalan lingkungan.
"Menjadi PR untuk membaca Bali sebagai satu keseluruhan dan perlu dorongan yang kuat untuk membenahi alam dan lingkungan Bali," katanya.
Anak Agung Gede Putra, fungsional analis kebijakan madya P3E Bali Nusra Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan perlu upaya bersama untuk mengatasi masalah lingkungan. Tidak harus dimulai dari usaha skala besar, namun bisa dilaksanakan dari yang paling mampu dilaksanakan.
Baca juga: DLH Buleleng kumpulkan strategi atasi isu lingkungan hidup
Baca juga: Bali gandeng organisasi lingkungan untuk atasi masalah sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Selama ini gerakan kebersihan dan lingkungan sudah banyak seperti yang dilakukan warga, komunitas dan pihak terkait lainnya. Namun masih sporadis sifatnya. Ini yang sekarang perlu diintensifkan, disatukan, ngrombo (gotong royong)," kata Pastika di Denpasar, Rabu.
Pastika menyampaikan hal tersebut dalam diskusi program Lingkungan "Gerakan Mulia Selamatkan Bali dari Bencana Lingkungan" yang digagas Bali Green Initiative di Rumah Ahli Hukum, Denpasar dengan dihadiri para tokoh-tokoh di bidang lingkungan itu.
Mantan Gubernur Bali dua periode itu mengajak untuk bersama-sama mengatasi permasalahan lingkungan yang menerpa Bali, terutamanya masalah sampah yang belum tuntas hingga saat ini. Selain sampah, Bali juga dihadapkan pada pencemaran sumber-sumber air dan pencemaran udara.
"Aturan dan teknologi terkait sampah sudah cukup banyak, namun masalah sampah seakan tak pernah tuntas. Bahkan makin menumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir). Karena itu, perlu lebih banyak action, tindakan sekecil apapun dilakukan agar sampah lebih cepat dan banyak bisa ditangani," katanya.
Ia menambahkan, persoalan sampah ini bukan hanya bagi Bali namun juga dihadapi dunia. "Saya melihat sampah ini mesti cepat ditangani, sekecil apapun. Bahkan Pj Gubernur Bali bahkan minta ngrombo (gotong royong) dalam mengatasi sampah ini. Jadi perlu ditangani bersama-sama," ucapnya.
Pastika bahkan menegaskan ketika menjabat Gubernur Bali 2008-2018 sudah mencanangkan program Bali Clean and Green (Bali yang Bersih dan Hijau).
"Jadi secara budaya sebenarnya Bali sangat cinta lingkungan seperti adanya Tri Hita Karana, upacara Tumpek Uduh, Tumpek Kandang dan sebagainya yang semuanya itu bentuk upaya pelestarian alam beserta isinya," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pastika juga berpesan gerakan Bali Green Initiative agar merumuskan upaya-upaya yang lebih konkret dan aspirasi dapat disampaikan ke pemerintah daerah, baik itu ke Penjabat Gubernur Bali dan ke DPRD Bali.
Selain itu perlu dibuat seminar yang menghadirkan para ahli hukum di bidang lingkungan, sehingga dapat diketahui dengan jelas sanksi bagi para perusak lingkungan.
Sementara itu pengamat sosial dan budaya Putu Suasta mengatakan semua pihak harus peduli dan bergerak nyata merawat Bali. "Harus ada kolaborasi antara pengusaha, aktivis, politikus untuk lingkungan hingga akademisi. Sanksi harus kuat dan konsisten dalam menjaga lingkungan. Kita jangan jalan sendiri-sendiri, jadi perlu punya sekretariat bersama," katanya.
Iwan Dewantama dari Yayasan Abdi Bumi berharap koordinasi antara gubernur dan bupati/wali kota ke depannya dapat lebih baik terutamanya dalam mengatasi persoalan lingkungan.
"Menjadi PR untuk membaca Bali sebagai satu keseluruhan dan perlu dorongan yang kuat untuk membenahi alam dan lingkungan Bali," katanya.
Anak Agung Gede Putra, fungsional analis kebijakan madya P3E Bali Nusra Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan perlu upaya bersama untuk mengatasi masalah lingkungan. Tidak harus dimulai dari usaha skala besar, namun bisa dilaksanakan dari yang paling mampu dilaksanakan.
Baca juga: DLH Buleleng kumpulkan strategi atasi isu lingkungan hidup
Baca juga: Bali gandeng organisasi lingkungan untuk atasi masalah sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023