Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali memastikan stok darah yang mereka miliki aman jumlahnya meski saat ini kasus demam berdarah dengue (DBD) sedang tinggi.
“Stok darah sampai saat ini aman, walaupun ada kasus DBD banyak, tetapi masyarakat sudah mulai sadar bahwa pencegahan itu lebih baik dan sadar ketika panas sudah langsung pergi ke rumah sakit tidak sampai dengue shock syndrome,” kata Ketua Bidang Sosial dan Kesehatan PMI Bali Anak Ayu Sri Wahyuni.
Di Denpasar, Minggu, Sri menyebut stok darah di PMI Bali saat ini untuk darah utuh golongan darah A 45 kantung, B enam kantung, O 28 kantung, dan AB 42 kantung, sementara untuk seluruh golongan darah rhesus negatif tak ada dalam stok serta angka tersebut akan terus berubah sesuai tambahan donor atau permintaan.
Terkait kasus demam berdarah yang ia sebut tinggi, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Bali terhitung sejak Januari hingga Mei 2023 sudah ada 3.824 kasus DBD dan sembilang orang meninggal dunia, dengan pasien terbanyak di Denpasar.
Melihat stok darah yang terbilang aman, PMI Bali mengakui bahwa kondisi ini didukung oleh minat masyarakat yang tinggi dalam mendonorkan darahnya, apalagi saat ini terdapat perhimpunan donor darah ditambah instansi pemerintah, swasta, TNI/Polri yang rutin melakukan kegiatan donor.
Meski demikian, psikiater RSUP Prof Ngurah itu juga menyampaikan bahwa mereka menjadwalkan kesempatan donor, hal ini untuk mengantisipasi stok darah berlebih yang melewati umur simpannya dan akhirnya harus dimusnahkan.
Sejauh ini, permintaan darah yang tinggi ada pada golongan darah O, sesuai dengan golongan darah masyarakat kebanyakan, sementara yang paling jarang permintaannya adalah AB.
“Kalau AB banyak yang sakit maka kita akan kekurangan. Golongan AB itu tidak punya antibodi sama sekali, paling rentan sakit tapi kenyataannya mereka yang membutuhkan darah AB juga tidak terlalu banyak karena populasinya sedikit,” jelas Sri.
Di samping itu, seluruh golongan darah rhesus negatif masih menjadi yang paling langka, Sri menegaskan bahwa golongan darah O yang disebut-sebut bisa diberikan untuk siapapun tak dibenarkan karena berpotensi menimbulkan kontraksi transfusi.
“Semua golongan darah yang rhesus negatif susah dan tidak hanya orang barat yang punya rhesus negatif, beberapa orang Indonesia juga punya dan itu biasanya kalau ada pendonor rhesus negatif (datanya) kami simpan. Kapan ada yang memerlukan kami telpon mereka untuk mendonorkan,” ujarnya.
Umumnya, ketika rumah sakit maupun PMI Bali tak memiliki stok darah rhesus negatif akan dilakukan donor ke hotel-hotel, hal ini dilakukan untuk menjaring bantuan dari wisatawan atau warga negara asing yang biasanya memiliki golongan rhesus negatif.
Sementara untuk masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya, Sri menjelaskan bahwa wajib berusia minimal 17 tahun, dan nantinya darah yang akan diambil sekitar 200 cc atau satu kantung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Stok darah sampai saat ini aman, walaupun ada kasus DBD banyak, tetapi masyarakat sudah mulai sadar bahwa pencegahan itu lebih baik dan sadar ketika panas sudah langsung pergi ke rumah sakit tidak sampai dengue shock syndrome,” kata Ketua Bidang Sosial dan Kesehatan PMI Bali Anak Ayu Sri Wahyuni.
Di Denpasar, Minggu, Sri menyebut stok darah di PMI Bali saat ini untuk darah utuh golongan darah A 45 kantung, B enam kantung, O 28 kantung, dan AB 42 kantung, sementara untuk seluruh golongan darah rhesus negatif tak ada dalam stok serta angka tersebut akan terus berubah sesuai tambahan donor atau permintaan.
Terkait kasus demam berdarah yang ia sebut tinggi, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Bali terhitung sejak Januari hingga Mei 2023 sudah ada 3.824 kasus DBD dan sembilang orang meninggal dunia, dengan pasien terbanyak di Denpasar.
Melihat stok darah yang terbilang aman, PMI Bali mengakui bahwa kondisi ini didukung oleh minat masyarakat yang tinggi dalam mendonorkan darahnya, apalagi saat ini terdapat perhimpunan donor darah ditambah instansi pemerintah, swasta, TNI/Polri yang rutin melakukan kegiatan donor.
Meski demikian, psikiater RSUP Prof Ngurah itu juga menyampaikan bahwa mereka menjadwalkan kesempatan donor, hal ini untuk mengantisipasi stok darah berlebih yang melewati umur simpannya dan akhirnya harus dimusnahkan.
Sejauh ini, permintaan darah yang tinggi ada pada golongan darah O, sesuai dengan golongan darah masyarakat kebanyakan, sementara yang paling jarang permintaannya adalah AB.
“Kalau AB banyak yang sakit maka kita akan kekurangan. Golongan AB itu tidak punya antibodi sama sekali, paling rentan sakit tapi kenyataannya mereka yang membutuhkan darah AB juga tidak terlalu banyak karena populasinya sedikit,” jelas Sri.
Di samping itu, seluruh golongan darah rhesus negatif masih menjadi yang paling langka, Sri menegaskan bahwa golongan darah O yang disebut-sebut bisa diberikan untuk siapapun tak dibenarkan karena berpotensi menimbulkan kontraksi transfusi.
“Semua golongan darah yang rhesus negatif susah dan tidak hanya orang barat yang punya rhesus negatif, beberapa orang Indonesia juga punya dan itu biasanya kalau ada pendonor rhesus negatif (datanya) kami simpan. Kapan ada yang memerlukan kami telpon mereka untuk mendonorkan,” ujarnya.
Umumnya, ketika rumah sakit maupun PMI Bali tak memiliki stok darah rhesus negatif akan dilakukan donor ke hotel-hotel, hal ini dilakukan untuk menjaring bantuan dari wisatawan atau warga negara asing yang biasanya memiliki golongan rhesus negatif.
Sementara untuk masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya, Sri menjelaskan bahwa wajib berusia minimal 17 tahun, dan nantinya darah yang akan diambil sekitar 200 cc atau satu kantung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023