Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta meminta perusahaan kendaraan listrik yang masuk ke Bali agar dalam proses produksinya menggunakan 15 persen konten lokal.
"15 persen itu untuk manufaktur ngambil lokal Bali, jadi konten lokal Bali kurang lebih 15 persen dari keseluruhan total biaya produksi," kata dia di Denpasar, Sabtu.
Samsi yang dijumpai dalam peluncuran motor listrik AlVA di Mal Bali Galeria itu menjelaskan konten lokal yang dimaksud dalam aturan Pemprov Bali dapat beragam, meskipun bukan dari manufaktur utamanya.
Bali sendiri memiliki target 250 ribu unit kendaraan listrik pada 2026, sehingga Samsi mendukung munculnya perusahaan listrik untuk memenuhi minat masyarakat yang selama ini terkendala pada ketersediaan stok.
"Kalau kita apalagi merek nasional itu sangat mendukung, kita terbuka pokoknya siapapun yang mau masuk. Tapi, ada persyaratan yang kita dorong agar bisa kita fasilitasi," ujarnya.
Baca juga: Dishub Bali: Ubud jadi lokasi kedua penerapan kendaraan listrik
President Director PT Ilectra Motor Group Purbaja Pantja yang menaungi merek ALVA sendiri mengaku hadir untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
"Masyarakat Bali sudah sangat siap bertransformasi menggunakan motor listrik. Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemprov Bali dalam pengembangan infrastruktur di Bali, oleh karenanya ALVA memilih Bali," tuturnya.
Chief Marketing Officer ALVA Putu Yudha menambahkan Bali merupakan provinsi kedua setelah Jakarta, namun sebelumnya motor ALVA jenis One yang dijual saat ini sudah sempat digunakan dalam pertemuan internasional G20 di Nusa Dua.
Yudha menjelaskan bahwa motor listrik yang dijual di Pulau Dewata dengan harga Rp37 juta itu menawarkan performa, kenyamanan, dan konektivitas yang berbeda dari kendaraan konvensional.
Baca juga: Dishub Bali antisipasi kemacetan di destinasi wisata saat libur Lebaran
"Kecepatan tertingginya sampai 90 km/jam, dari sisi jarak tempuh bisa 70 km sekali pengisian. Untuk kenyamanan ini menggunakan diameter 14 inchi jadi nyaman dipakai sehari-hari. Untuk konektivitas, ini membedakan dengan motor biasa karena ada teknologi digital yaitu aplikasi, jadi konsumen bisa menyalakan motor melalui aplikasi tanpa kunci," jelasnya.
Ia mengklaim sepeda motor tersebut aman dari segi suku cadang dan perawatan, selain karena mudah diperoleh di Pulau Dewata, kendaraan listrik juga disebut-sebut memiliki perawatan yang lebih mudah dibandingkan kendaraan berbahan bakar mesin.
"Kendaraan listrik lebih minim perawatan. Ini juga modelnya bisa pengisian daya di rumah, dengan adaptor biasa jadi bisa dibawa ke mana-mana termasuk ke motor itu," ujar Yudha.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"15 persen itu untuk manufaktur ngambil lokal Bali, jadi konten lokal Bali kurang lebih 15 persen dari keseluruhan total biaya produksi," kata dia di Denpasar, Sabtu.
Samsi yang dijumpai dalam peluncuran motor listrik AlVA di Mal Bali Galeria itu menjelaskan konten lokal yang dimaksud dalam aturan Pemprov Bali dapat beragam, meskipun bukan dari manufaktur utamanya.
Bali sendiri memiliki target 250 ribu unit kendaraan listrik pada 2026, sehingga Samsi mendukung munculnya perusahaan listrik untuk memenuhi minat masyarakat yang selama ini terkendala pada ketersediaan stok.
"Kalau kita apalagi merek nasional itu sangat mendukung, kita terbuka pokoknya siapapun yang mau masuk. Tapi, ada persyaratan yang kita dorong agar bisa kita fasilitasi," ujarnya.
Baca juga: Dishub Bali: Ubud jadi lokasi kedua penerapan kendaraan listrik
President Director PT Ilectra Motor Group Purbaja Pantja yang menaungi merek ALVA sendiri mengaku hadir untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
"Masyarakat Bali sudah sangat siap bertransformasi menggunakan motor listrik. Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemprov Bali dalam pengembangan infrastruktur di Bali, oleh karenanya ALVA memilih Bali," tuturnya.
Chief Marketing Officer ALVA Putu Yudha menambahkan Bali merupakan provinsi kedua setelah Jakarta, namun sebelumnya motor ALVA jenis One yang dijual saat ini sudah sempat digunakan dalam pertemuan internasional G20 di Nusa Dua.
Yudha menjelaskan bahwa motor listrik yang dijual di Pulau Dewata dengan harga Rp37 juta itu menawarkan performa, kenyamanan, dan konektivitas yang berbeda dari kendaraan konvensional.
Baca juga: Dishub Bali antisipasi kemacetan di destinasi wisata saat libur Lebaran
"Kecepatan tertingginya sampai 90 km/jam, dari sisi jarak tempuh bisa 70 km sekali pengisian. Untuk kenyamanan ini menggunakan diameter 14 inchi jadi nyaman dipakai sehari-hari. Untuk konektivitas, ini membedakan dengan motor biasa karena ada teknologi digital yaitu aplikasi, jadi konsumen bisa menyalakan motor melalui aplikasi tanpa kunci," jelasnya.
Ia mengklaim sepeda motor tersebut aman dari segi suku cadang dan perawatan, selain karena mudah diperoleh di Pulau Dewata, kendaraan listrik juga disebut-sebut memiliki perawatan yang lebih mudah dibandingkan kendaraan berbahan bakar mesin.
"Kendaraan listrik lebih minim perawatan. Ini juga modelnya bisa pengisian daya di rumah, dengan adaptor biasa jadi bisa dibawa ke mana-mana termasuk ke motor itu," ujar Yudha.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023