Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali menargetkan kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar, sebagai lokasi kedua untuk penerapan kendaraan listrik, di mana kawasan Pura Agung Besakih, Karangasem, yang menjadi contoh awalnya.
"Ini (penerapan di Pura Agung Besakih, Red) masih kita terus kerjakan, saat ini masih disiapkan untuk Ubud tapi dia nanti terhubung dengan sistem angkutan umum," kata Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunarta di Denpasar, Sabtu.
Ia menargetkan nantinya penerapan kendaraan listrik di tempat wisata tidak hanya terbatas pada kendaraan bus atau angkutan, seperti yang saat ini sedang diuji coba di Pura Agung Besakih.
Untuk di pura terbesar di Bali itu kendaraan listrik disiapkan khusus untuk mengantar pengunjung atau umat dari tempat parkir ke depan pura, sehingga jalan dengan jarak sekitar 1 km itu akan steril dari kendaraan konvensional.
Upaya uji coba ini juga dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan upacara besar Ida Bhatara Turun Kabeh yang akan berlangsung selama 21 hari, sehingga hasil penerapannya nanti akan terlihat langsung.
"Terus kita jalan pelan, artinya kita siapkan contohnya di Besakih. Besakih sekarang layanannya mulai menggunakan kendaraan listrik untuk pemedek, ada shuttle per hari ini kurang lebih enam unit dan akan bertambah," ujarnya.
Hingga tahun 2026 nanti, ia menargetkan lima kawasan wisata menerapkan penggunaan khusus kendaraan listrik, di mana setelah Ubud akan menyusul kawasan Nusa Dua, Kuta, Sanur, dan Nusa Penida yang seluruhnya saat ini dalam tahap merancang desain.
"Sanur kan sebetulnya sudah mulai, jadi masyarakat menggunakan sepeda listrik. Nah sekarang sudah mulai ditata, itu salah satu model yang cukup menarik, sehingga bisa kita batasi ke depan kendaraan bbm di lokasi tertentu dan harus menggunakan kendaraan listrik," tutur Kepala Dishub Bali kepada media.
Dalam rangka mendukung infrastruktur kendaraan listrik juga diterangkan bahwa lokasi pengisian daya telah disiapkan hampir di seluruh kabupaten/kota, namun Samsi mengakui ketersediaan stasiun SPKLU harus sesuai dengan jumlah kendaraan listrik yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Ini (penerapan di Pura Agung Besakih, Red) masih kita terus kerjakan, saat ini masih disiapkan untuk Ubud tapi dia nanti terhubung dengan sistem angkutan umum," kata Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunarta di Denpasar, Sabtu.
Ia menargetkan nantinya penerapan kendaraan listrik di tempat wisata tidak hanya terbatas pada kendaraan bus atau angkutan, seperti yang saat ini sedang diuji coba di Pura Agung Besakih.
Untuk di pura terbesar di Bali itu kendaraan listrik disiapkan khusus untuk mengantar pengunjung atau umat dari tempat parkir ke depan pura, sehingga jalan dengan jarak sekitar 1 km itu akan steril dari kendaraan konvensional.
Upaya uji coba ini juga dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan upacara besar Ida Bhatara Turun Kabeh yang akan berlangsung selama 21 hari, sehingga hasil penerapannya nanti akan terlihat langsung.
"Terus kita jalan pelan, artinya kita siapkan contohnya di Besakih. Besakih sekarang layanannya mulai menggunakan kendaraan listrik untuk pemedek, ada shuttle per hari ini kurang lebih enam unit dan akan bertambah," ujarnya.
Hingga tahun 2026 nanti, ia menargetkan lima kawasan wisata menerapkan penggunaan khusus kendaraan listrik, di mana setelah Ubud akan menyusul kawasan Nusa Dua, Kuta, Sanur, dan Nusa Penida yang seluruhnya saat ini dalam tahap merancang desain.
"Sanur kan sebetulnya sudah mulai, jadi masyarakat menggunakan sepeda listrik. Nah sekarang sudah mulai ditata, itu salah satu model yang cukup menarik, sehingga bisa kita batasi ke depan kendaraan bbm di lokasi tertentu dan harus menggunakan kendaraan listrik," tutur Kepala Dishub Bali kepada media.
Dalam rangka mendukung infrastruktur kendaraan listrik juga diterangkan bahwa lokasi pengisian daya telah disiapkan hampir di seluruh kabupaten/kota, namun Samsi mengakui ketersediaan stasiun SPKLU harus sesuai dengan jumlah kendaraan listrik yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023