Gubernur Bali Wayan Koster saat meresmikan Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud di Gianyar mengatakan pasar rakyat tersebut menjadi upaya untuk meningkatkan daya tarik pariwisata.
Dalam siaran Humas Pemprov Bali, di Denpasar, Kamis, Wayan Koster menyampaikan apresiasinya terhadap Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra yang membangun pasar sejalan dengan sejarah berkembangnya pariwisata di Ubud.
"Sehingga, Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik sekaligus pelayanan kepada wisatawan guna memajukan pariwisata di Bali, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Di tengah Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud yang dianggap sebagai momentum bersejarah dalam perkembangan pariwisata itu, juga dibangun patung Ida Cokorda Gede Agung Sukawati yang ditandatangani Gubernur Bali disaksikan oleh jajaran keluarga besar Puri Agung Ubud.
Baca juga: Kenang jasanya, patung Tjokorda Gde Agung Sukawati didirikan di Pasar Ubud
Koster menjelaskan bahwa patung tersebut merupakan sebuah kebanggaan, lantaran monumen itu melambangkan jasa Ida Cokorda Gede Agung Sukawati terhadap pariwisata Bali, terutama pada tahun 1930-an.
Di tahun-tahun tersebut, Ida Cokorda Gede Agung Sukawati tercatat namanya karena berjasa dalam mengembangkan pariwisata budaya di tanah asal Wakil Gubernur Bali saat ini Tjok Oka Artha Ardhana Sukwati.
"Jadi ini suatu monumen yang sangat penting untuk generasi penerus, sekaligus mengingatkan bahwa pariwisata budaya harus terus kita laksanakan, agar pariwisata Bali tetap eksis dan bisa bersaing dalam menghadap dinamika lokal, nasional dan global,” ujarnya pula.
Usai meresmikan Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati memberikan buku perjalanan sejarah dari Ida Cokorda Gede Agung Sukawati.
Dalam buku tersebut dimuat perjalanan sejarah Ida Cokorda Gede Agung Sukawati dari kelahirannya hingga momentum pemberian penghargaan sebagai perintis pariwisata budaya dari pemerintah saat itu.
"Di buku itu juga ada dokumen-dokumen sejarah beliau saat berjuang di dalam menginovasikan seni dari kesenian tradisional sampai pada terbukanya kesenian tradisional moderen," kata dia lagi.
Baca juga: Harga bahan pokok di Kabupaten Gianyar naik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Dalam siaran Humas Pemprov Bali, di Denpasar, Kamis, Wayan Koster menyampaikan apresiasinya terhadap Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra yang membangun pasar sejalan dengan sejarah berkembangnya pariwisata di Ubud.
"Sehingga, Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik sekaligus pelayanan kepada wisatawan guna memajukan pariwisata di Bali, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Di tengah Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud yang dianggap sebagai momentum bersejarah dalam perkembangan pariwisata itu, juga dibangun patung Ida Cokorda Gede Agung Sukawati yang ditandatangani Gubernur Bali disaksikan oleh jajaran keluarga besar Puri Agung Ubud.
Baca juga: Kenang jasanya, patung Tjokorda Gde Agung Sukawati didirikan di Pasar Ubud
Koster menjelaskan bahwa patung tersebut merupakan sebuah kebanggaan, lantaran monumen itu melambangkan jasa Ida Cokorda Gede Agung Sukawati terhadap pariwisata Bali, terutama pada tahun 1930-an.
Di tahun-tahun tersebut, Ida Cokorda Gede Agung Sukawati tercatat namanya karena berjasa dalam mengembangkan pariwisata budaya di tanah asal Wakil Gubernur Bali saat ini Tjok Oka Artha Ardhana Sukwati.
"Jadi ini suatu monumen yang sangat penting untuk generasi penerus, sekaligus mengingatkan bahwa pariwisata budaya harus terus kita laksanakan, agar pariwisata Bali tetap eksis dan bisa bersaing dalam menghadap dinamika lokal, nasional dan global,” ujarnya pula.
Usai meresmikan Pasar Rakyat Tematik Wisata Ubud, Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati memberikan buku perjalanan sejarah dari Ida Cokorda Gede Agung Sukawati.
Dalam buku tersebut dimuat perjalanan sejarah Ida Cokorda Gede Agung Sukawati dari kelahirannya hingga momentum pemberian penghargaan sebagai perintis pariwisata budaya dari pemerintah saat itu.
"Di buku itu juga ada dokumen-dokumen sejarah beliau saat berjuang di dalam menginovasikan seni dari kesenian tradisional sampai pada terbukanya kesenian tradisional moderen," kata dia lagi.
Baca juga: Harga bahan pokok di Kabupaten Gianyar naik
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023