Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pengembangan pariwisata berbasis konservasi di Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Dukungan itu disampaikan Sandiaga setelah menerima laporan dari Kepala Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna Kepakisan dan Bupati Jembrana I Nengah Tamba dalam rangkaian kunjungan kerjanya di kabupaten tersebut, Jumat.

Secara khusus, ia menyoroti dan salut terhadap konservasi jalak Bali yang terancam punah. “Konservasi yang dilakukan terhadap Jalak Bali disini luar biasa, sehingga satwa itu terhindar dari kepunahan,” katanya.

Berdasarkan laporan yang diperoleh, awalnya di alam liar hanya tersisa enam ekor jalak Bali, sementara di penangkaran 50 ekor. “Sekarang yang ada di alam sudah mencapai 560 ekor. Itu perkembangan yang luar biasa. Karena itu kalaupun TNBB dijadikan objek wisata, harus berbasis konservasi karena disini ada burung langka yang dilindungi,” katanya.

Dalam laporannya, Kepala TNBB Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir perkembangbiakan jalak Bali di alam melampaui target.

“Yang di alam liar awalnya berasal dari penangkaran yang dilepaskan. Sekarang sudah mulai ada yang berkembangbiak di alam, dan jumlahnya melampaui target dan perkiraan kami,” katanya.

Untuk menjaga agar jumlahnya tidak menyusut, ia mengaku, pihaknya melakukan pengawasan ketat dengan melibatkan masyarakat.

Baca juga: Menparekraf minta Pemkab Jembrana siapkan ekosistem pariwisata

"Kami memberikan edukasi kepada masyarakat, jika Jalak Bali itu merupakan satwa dilindungi yang terancam punah,” katanya.

Jalak Bali, kata Bupati I Nengah Tamba, merupakan ikon Kabupaten Jembrana, sehingga pihaknya sangat mendukung berbagai upaya pelestariannya.


Ekosistem Parekraf

Dalam kunjungannya, Menteri Sandiaga S Uno meminta Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali menyiapkan ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kabupaten Jembrana akan dilintasi jalan tol Denpasar-Gilimanuk yang ditargetkan selesai tahun 2025. Hal itu akan berdampak besar terhadap ekonomi dan pariwisata Jembrana, karena itu harus disiapkan ekosistemnya agar kabupaten ini siap saat jalan tol tersebut selesai,” katanya.

Menurutnya, pariwisata Jembrana selama ini terkendala jarak tempuh yang jauh dari Denpasar. Namun dengan jalan tol, maka jarak tempuh tersebut akan terpangkas, sehingga wisatawan akan lebih mudah berkunjung ke ke daerah ini. “Kami optimistis kunjungan wisatawan ke sini akan melonjak. Karena itu semua pihak harus siap,” katanya.

Selain membahas pariwisata dan ekonomi kreatif dengan Bupati Jembrana I Nengah Tamba beserta jajarannya, Sandiaga juga bernostalgia dengan warung Kuliner Betutu di Kelurahan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.

Ia mengaku, warung betutu MenTempeh di Gilimanuk merupakan langganan keluarganya sejak dia masih kecil.

“Waktu masih SD dan SMP kalau ke Bali bersama keluarga lewat Gilimanuk, kami pasti mampir di warung ini,” katanya.

Baca juga: Menparekraf prediksi pergerakan wisatawan capai 800 juta di akhir tahun

Selama di Jembrana, Sandiaga melakukan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu mengunjungi rumah tenun, dan meresmikan sirkuit all in one di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang salah satu fungsinya sebagai arena makepung yang merupakan balapan kerbau khas Jembrana.


 

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022