Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana
berharap pendirian Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) "Amisewaka Desa Les Community Center" (DLCC) di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu bersaing di dunia kerja.

"Saya apresiasi desain bangunannya yang sangat unik dan ke depan semoga mampu meningkatkan kecakapan (skill) generasi muda di kawasan ini dan Buleleng pada umumnya," kata Agus Suradnyana saat meninjau pembangunan gedung LPK Amisewaka DLCC, di Buleleng, Selasa.

Sejak dulu, ia berpikir adanya desain yang berbeda di tiap sekolah agar tidak monoton. "Saya lihat desainnya oke, terus ada edukasi lingkungannya, pembangunannya merupakan impian saya, semua sekolah di Buleleng bisa didesain seperti ini dan menjalankan edukasi seperti ini," katanya.

Pihaknya juga memberikan masukan kepada LPK Amisewaka agar dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di Desa Les sebagai bahan untuk membuat masakan.

"Jadi 'farming'-nya di 'direct' dalam pemahaman bagaimana 'cuisine'-nya 'western' maupun Asia tapi dari 'farming' yang ada di Desa Les itu. Mungkin itu masukan dari saya," katanya.

Baca juga: Pemkab Buleleng-STAHN Mpu Kuturan gencarkan penyelamatan lingkungan jelang G20

Pihaknya pun yakin, dengan suasana pelatihan yang baik, bangunan yang bagus, dapat menciptakan SDM yang mampu memiliki daya saing di Bali bahkan internasional.

"Dalam sisi yang berbeda itu harus digali dengan baik. dan memerlukan 'taste' yang dalam. Tidak mungkin kita bisa melahirkan orang yang kreatif, memiliki etika, dari tempat yang 'sudah runyam', kalau lahir dari suasana yang nyaman, didikan dan pengajaran yang nyaman, nilai 'hospitality' yang baik, saya rasa hasilnya akan baik," ujarya.

Bupati Suradnyana juga meminta agar tidak memaksakan anak didik untuk menjadi juru masak. Karena, menurutnya, kalau tidak ada bakat dalam dunia masak, tidak akan mampu mengikuti.

"Yang datang coba dites dengan baik, sehingga yang datang memang punya 'basic', keinginan, bakat untuk memang akan jadi bukan hanya jadi pegawai di bidang 'food and beverage' tapi juga bisa jadi chef yang punya nilai kualitas, untuk kemajuan pariwisata khususnya 'cuisine' di Bali," katanya.

Baca juga: Bupati Buleleng dukung "Sekolah Internet" di desa jelang G20

Sementara itu, Center Manager Amisewaka DLCC Dewa Made Dede Gemia Dukakis menjelaskan, tidak ada perbedaan dengan LPK atau LKP lainnya karena menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) namun sudah ditingkatkan ke "asian-toolbox".

"Sesuai dengan surat edaran dari BNSP bahwa 'asian toolbox' akan dijadikan pandu untuk skema sertifikasi anak-anak. saya rasa lembaga kami pun tidak akan jauh berbeda dari lembaga lainnya yang ada di kota," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sertifikasi yang diberikan merupakan sertifikasi level 3, dan bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi. "Sertifikat yang diberikan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), legalitas lulusan kita akan diakui, karena memang itu standar kami," katanya.

Ia mengatakan Amisewaka memiliki instruktur dengan standar kompetensi metodologi kepelatihan yang ada. "Chef kami juga sebagai asesor di 'culinary', dan sedang berupaya menggandeng Chef Juna untuk mempromosikan Amisewaka," katanya.

 

Pewarta: IMBA Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022