Bupati Buleleng, Agus Suradnyana, mendukung program "sekolah internet" sebagai salah satu upaya pengembangan infrastruktur informasi dan telekomunikasi di daerah tersebut hingga tingkat desa, apalagi menjelang KTT G20 di Bali pada November 2022 yang juga mengagendakan digitalisasi di berbagai bidang.
"Saya meminta program pengembangan infrastruktur internet dari Common Room Network Foundation dapat diterapkan pada lebih dari satu desa di Buleleng," kata Agus Suradnyana saat menerima audiensi dari Common Room Network Foundation di kantornya, Selasa.
Baca juga: Pemkab Badung dukung Presidensi G20 melalui kelola sampah mandiri
Didampingi Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan dan Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara, pihaknya mendukung program yang mendorong inisiatif warga dalam membangun infrastruktur internet berbasis komunitas secara mandiri dan berkelanjutan.
Ia pun berharap agar program ini tidak hanya menyasar satu desa di Buleleng. "Saya harap ini bisa dilakukan di dua desa, karena masing-masing desa di Buleleng memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi, ada cara pendekatan yang berbeda," ungkap Agus Suradnyana.
Sementara itu, Direktur Common Room Network Foundation, Gustaff Harriman Iskandar, mengungkapkan program pengembangan infrastruktur internet melalui sekolah internet berbasis komunitas ini memberikan pelatihan bagi masyarakat setempat untuk membangun infrastruktur internet secara mandiri dan berkelanjutan.
Baca juga: PLN percepat penyelesaian infrastruktur listrik di Bali dukung G20
Berawal dari kolaborasinya dengan Desa Ciptagelar di Jawa Barat pada 2018, program sekolah internet berkembang dari satu dusun ke enam dusun. Tiga tahun berlalu, infrastruktur internet sudah menjangkau lebih dari 30 dusun di desa tersebut.
Untuk itu, pihaknya menilai program ini juga akan berimbas pada kemajuan pembangunan di Buleleng. "Program ini juga diadaptasi oleh Kementerian Desa dan Kominfo, karena pengembangan infrastruktur internet pada situasi pandemi sangat terbatas, sehingga pelibatan warga di tingkat desa dilihat sebagai solusi penting. Ini yang kami kembangkan ke delapan provinsi, termasuk Bali, khususnya di desa Tembok untuk desa percontohan," ujarnya.
Selain itu juga diselenggarakan Rural ICT Camp sebagai wadah pelatihan intensif selama seminggu penuh bagi warga desa. Kegiatan itu untuk menambah wawasan terkait kebijakan, teknis, sampai pemanfaatan internet bagi pemerintah desa, pendidikan, maupun kesehatan.
Baca juga: Kemendagri dukung daur ulang untuk atasi sampah di Bali
"Tahun ini, kami berencana menyelenggarakan Rural ICT Camp di desa Tembok. Karena bertepatan dengan Bali yang mulai merintis kebijakan satu data dan juga Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan G20 yaitu di Bali," kata Gustaff Harriman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Saya meminta program pengembangan infrastruktur internet dari Common Room Network Foundation dapat diterapkan pada lebih dari satu desa di Buleleng," kata Agus Suradnyana saat menerima audiensi dari Common Room Network Foundation di kantornya, Selasa.
Baca juga: Pemkab Badung dukung Presidensi G20 melalui kelola sampah mandiri
Didampingi Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan dan Kepala Desa Tembok Dewa Komang Yudi Astara, pihaknya mendukung program yang mendorong inisiatif warga dalam membangun infrastruktur internet berbasis komunitas secara mandiri dan berkelanjutan.
Ia pun berharap agar program ini tidak hanya menyasar satu desa di Buleleng. "Saya harap ini bisa dilakukan di dua desa, karena masing-masing desa di Buleleng memiliki karakteristik yang berbeda. Jadi, ada cara pendekatan yang berbeda," ungkap Agus Suradnyana.
Sementara itu, Direktur Common Room Network Foundation, Gustaff Harriman Iskandar, mengungkapkan program pengembangan infrastruktur internet melalui sekolah internet berbasis komunitas ini memberikan pelatihan bagi masyarakat setempat untuk membangun infrastruktur internet secara mandiri dan berkelanjutan.
Baca juga: PLN percepat penyelesaian infrastruktur listrik di Bali dukung G20
Berawal dari kolaborasinya dengan Desa Ciptagelar di Jawa Barat pada 2018, program sekolah internet berkembang dari satu dusun ke enam dusun. Tiga tahun berlalu, infrastruktur internet sudah menjangkau lebih dari 30 dusun di desa tersebut.
Untuk itu, pihaknya menilai program ini juga akan berimbas pada kemajuan pembangunan di Buleleng. "Program ini juga diadaptasi oleh Kementerian Desa dan Kominfo, karena pengembangan infrastruktur internet pada situasi pandemi sangat terbatas, sehingga pelibatan warga di tingkat desa dilihat sebagai solusi penting. Ini yang kami kembangkan ke delapan provinsi, termasuk Bali, khususnya di desa Tembok untuk desa percontohan," ujarnya.
Selain itu juga diselenggarakan Rural ICT Camp sebagai wadah pelatihan intensif selama seminggu penuh bagi warga desa. Kegiatan itu untuk menambah wawasan terkait kebijakan, teknis, sampai pemanfaatan internet bagi pemerintah desa, pendidikan, maupun kesehatan.
Baca juga: Kemendagri dukung daur ulang untuk atasi sampah di Bali
"Tahun ini, kami berencana menyelenggarakan Rural ICT Camp di desa Tembok. Karena bertepatan dengan Bali yang mulai merintis kebijakan satu data dan juga Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan G20 yaitu di Bali," kata Gustaff Harriman.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022