Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak para perajin perak di Pulau Dewata untuk mengubah pola produksi dan pemasaran agar bisa lebih memikat generasi milenial dan terserap lebih luas.
"Dengan perubahan sistem dan pola pemasaran, nantinya juga akan berimbas pada kesejahteraan perajin," kata Putri Koster dalam dialog Apa Kabar UMKM (AKU) Bali di Denpasar, Kamis (18/3) malam.
Menurut dia, selama ini kerajinan perak dari Bali telah memiliki kualitas yang baik di mancanegara. Untuk tetap berkarya di tengah kondisi pandemi, tentu juga harus dibarengi rasa optimistis.
"Terlebih kerajinan perak kita memiliki kelebihan karya klasik sebagai warisan leluhur, sehingga kami harapkan para perajin akan mampu meregenerasi untuk ke depannya," ujar istri Gubernur Bali itu.
Baca juga: Dekranasda Bali: Pariwisata, pertanian dan UMKM harus saling dukung
Putri Koster menambahkan, perajin perak harus mampu mempertahankan karya dan kreativitas dalam menghasilkan karya yang unik dengan peningkatan kualitas, peningkatan mutu dan bahan perak yang murni.
Selain itu, identitas kerajinan perak juga harus tetap dipertahankan, berpatokan dengan cerita atau sejarah leluhur yang menggambarkan karakter Bali dan kental dengan nuansa sakral.
"Jangan berpatokan bisnis semata, lantas kita abaikan tugas kita untuk melestarikannya. Mari kita jauhkan dunia tipu-tipu apabila kerajinan itu terbuat dari perak maka wajib bagi produsen bahkan seller untuk mengatakan perak," ucapnya.
Sedangkan apabila kerajinan tersebut terbuat dari alpaka maka penjual wajib mengatakan berbahan alpaka, agar tidak merusak pasar dan menyebabkan kita kehilangan konsumen.
"Dengan pesanan yang banyak atau kuantitas yang banyak, maka generasi muda juga akan tertarik untuk turut melestarikan dan mengembangkan kekayaan leluhur kita dan bangga untuk menciptakan karya seni yang lebih inovatif," ujarnya.
Baca juga: Dekranasda Bali ajak semua pihak ikut lestarikan kain tenun endek
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pemerintah dengan perajin UKM/ IKM harus bergandengan tangan untuk menyiapkan pasar, sarana prasarana, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sekaligus menguasai teknologi untuk mempromosikan hasil produksinya.
Ketua Asosiasi Perak Bali (APB) I Nyoman Patra mengatakan bahwa gebrakan yang luar biasa dari Ketua Dekranasda memberikan kesempatan bagi perajin untuk melakukan gerakan baru, terutama pelaku UMKM dengan menyediakan tempat Pameran Bali Bangkit.
"Dengan desain dan motif yang bervariasi, ditambah pula dengan menuangkan nilai seni leluhur di atas kerajinan perak akan lebih mengundang penikmat perak dari segala penjuru belahan dunia," ucapnya.
Menurut Patra, prospek perajin perak dalam bersaing di kancah internasional memiliki peluang besar, ditambah juga perak menjadi daya tarik yang saat ini mulai digunakan oleh anak muda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Dengan perubahan sistem dan pola pemasaran, nantinya juga akan berimbas pada kesejahteraan perajin," kata Putri Koster dalam dialog Apa Kabar UMKM (AKU) Bali di Denpasar, Kamis (18/3) malam.
Menurut dia, selama ini kerajinan perak dari Bali telah memiliki kualitas yang baik di mancanegara. Untuk tetap berkarya di tengah kondisi pandemi, tentu juga harus dibarengi rasa optimistis.
"Terlebih kerajinan perak kita memiliki kelebihan karya klasik sebagai warisan leluhur, sehingga kami harapkan para perajin akan mampu meregenerasi untuk ke depannya," ujar istri Gubernur Bali itu.
Baca juga: Dekranasda Bali: Pariwisata, pertanian dan UMKM harus saling dukung
Putri Koster menambahkan, perajin perak harus mampu mempertahankan karya dan kreativitas dalam menghasilkan karya yang unik dengan peningkatan kualitas, peningkatan mutu dan bahan perak yang murni.
Selain itu, identitas kerajinan perak juga harus tetap dipertahankan, berpatokan dengan cerita atau sejarah leluhur yang menggambarkan karakter Bali dan kental dengan nuansa sakral.
"Jangan berpatokan bisnis semata, lantas kita abaikan tugas kita untuk melestarikannya. Mari kita jauhkan dunia tipu-tipu apabila kerajinan itu terbuat dari perak maka wajib bagi produsen bahkan seller untuk mengatakan perak," ucapnya.
Sedangkan apabila kerajinan tersebut terbuat dari alpaka maka penjual wajib mengatakan berbahan alpaka, agar tidak merusak pasar dan menyebabkan kita kehilangan konsumen.
"Dengan pesanan yang banyak atau kuantitas yang banyak, maka generasi muda juga akan tertarik untuk turut melestarikan dan mengembangkan kekayaan leluhur kita dan bangga untuk menciptakan karya seni yang lebih inovatif," ujarnya.
Baca juga: Dekranasda Bali ajak semua pihak ikut lestarikan kain tenun endek
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pemerintah dengan perajin UKM/ IKM harus bergandengan tangan untuk menyiapkan pasar, sarana prasarana, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sekaligus menguasai teknologi untuk mempromosikan hasil produksinya.
Ketua Asosiasi Perak Bali (APB) I Nyoman Patra mengatakan bahwa gebrakan yang luar biasa dari Ketua Dekranasda memberikan kesempatan bagi perajin untuk melakukan gerakan baru, terutama pelaku UMKM dengan menyediakan tempat Pameran Bali Bangkit.
"Dengan desain dan motif yang bervariasi, ditambah pula dengan menuangkan nilai seni leluhur di atas kerajinan perak akan lebih mengundang penikmat perak dari segala penjuru belahan dunia," ucapnya.
Menurut Patra, prospek perajin perak dalam bersaing di kancah internasional memiliki peluang besar, ditambah juga perak menjadi daya tarik yang saat ini mulai digunakan oleh anak muda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021